Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Mudah agar Tulisan tidak Membosankan

25 September 2022   05:06 Diperbarui: 25 September 2022   06:41 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari Tempo. Institut.com

Menulis itu mudah tetapi jangan diremehkan yang penting menulis. Untuk penulis pemula bisa jadi yang penting menulis dulu. Namun, kalau sudah menulis berulang kali ya harus meningkat kelas dong. Kita harus perhatikan pembaca juga apakah mereka bisa memahami tulisan kita.

Salah satu cara agar tulisan kita bisa tahu dipahami atau tidak oleh pembaca adalah adanya first reading. Jika tulisan kita sudah selesai, kita berikan pada teman, sahabat atau salah satu anggota keluarga. Paham tidak dengan tulisan kita.

Jika ada kekurangan dari tulisan tersebut, kita wajib legowo dan sanggup memperbaiki.

Salah satu hal yang masih dialami para penulis adalah menulis tanpa memperhatikan tanda baca sehingga seolah satu paragraf satu kalimat. Penulis yakin bahwa beberapa penulis pemula yakin tulisannya sudah satu paragraf yang terdiri beberapa kalimat. Ternyata hal itu belum benar karena dalam satu paragraf hanya ada tanda koma. Mari perhatikan paragraf berikut.

*Hari ini rumahku akan ada tamu, mereka berasal dari berbagai kota yang jauh dari rumah kami, kami dulu satu sekolah di Unnes Semarang, walaupun berjauhan kami saling komunikasi, saling kunjung ke salah satu teman secara bergantian, dengan silaturahmi kita semakin akrab.*

Nah bagaimana pembaca? Apakah bisa memahami tulisan di atas? Apakah paragraf itu membosankan tidak?

Mungkin beberapa pembaca paham maksud paragraf di atas. Namun, coba kita baca sekali lagi. Bisa dipastikan kita tidak bisa mengatur napas. Istilah Jawa 'menggeh-menggeh'. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah tulisan di atas tanpa diberi tanda titik. Paragraf di atas itu hanya terdiri satu kalimat karena antar kalimat satu dan lainnya diberi tanda baca koma.

Itulah yang sering saya temui saat membaca tulisan di berbagai tulisan yang sudah tayang di medsos. Mari kita berusaha meningkatkan kualitas tulisan kita. Tulisan yang enak dibaca dan tidak membosankan pembaca adalah dengan menulis yang mudah dipahami.

Cara mudah adalah menyusun paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Bukan satu paragraf satu kalimat.

Mari kita perbaiki contoh kalimat di atas!

Hari ini rumahku akan ada tamu.  Mereka berasal dari berbagai kota yang jauh dari rumah kami.  Kami dulu satu sekolah di Unnes Semarang. Walaupun berjauhan kami saling komunikasi, saling kunjung ke salah satu teman secara bergantian. Dengan silaturahmi, kami semakin akrab.


Nah bandingkan. Tulisan di atas terdiri dari beberapa kalimat. Koma yang ada dijadikan tanda titik lalu beri spasi dan diawali dengan huruf kapital. Seandainya masih predikat bisa kita tambahkan subjek dalam setiap kalimat. Usahakan dalam satu kalimat minimal  ada satu subjek dan satu predikat ( SP) atau kita sebut kalimat tunggal. Kita bisa juga menggunakan kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal. Namun, jangan lupa diberi konjungsi atau kata penghubung.

Contoh kalimat majemuk setara dengan konjungsi 'dan'

1.Saya menyukai roti keju
2.Saya menyukai roti coklat.

Kedua kalimat di atas bisa dijadikan satu kalimat atau istilah lainnya adalah kalimat majemuk penambahan. Kita perhatikan kalimat berikut.

Saya menyukai rasa keju dan coklat.

Penggunaan konjungsi 'dan' untuk memadukan dua kalimat yang sejajar atau setara

Contoh kalimat majemuk pertentangan dengan konjungsi 'tetapi' dan 'namun'

Masih banyak di antara kita yang belum paham untuk menulis paragraf dengan konjungsi pertentangan di atas.

1.Hari ini hujan cukup deras.
2. Aku tetap berangkat sekolah.

Kedua kalimat di atas bisa dijadikan satu kalimat majemuk dengan konjungsi 'tetapi' dan 'namun'. Bagaimana cara merangkainya?

Ada dua cara yaitu :

1. Hari ini hujan cukup deras, tetapi aku tetap berangkat ke  sekolah.

2. Hari ini hujan cukup deras. Namun, aku tetap berangkat ke sekolah

Perhatikan perbedaan kedua kalimat di atas.

Jika kita gunakan konjungsi 'tetapi',  letakkan di antara dua kalimat tersebut dan beri tanda koma.

Jika kita gunakan konjungsi 'namun' letakkan konjungsi tersebut di awal  kalimat dengan memberi tanda koma.

Masih banyak kalimat majemuk lainnya. Semoga bisa saya bahas lain waktu.

Itulah sedikit gambaran tentang paragraf agar pembaca mudah memahami dan tidak membosankan. Ini adalah salah satunya. Masih banyak cara lain agar tulis an enak dibaca.  Usahakan satu paragraf itu satu permasalahan. Oke. Tetap semangat jangan takut salah.  Kita butuh proses untuk bisa menulis dengan baik. Intinya kita mau belajar dan belajar dan terus kita asah dengan terus menulis.

Umpama ada yang mengkritisi kita harus senang karena orang tersebut mau membaca tulisan kita
 
Tak lupa kita selalu membaca untuk menambah ilmu. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik.

Ambarawa, 25 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun