Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Menteri Keuangan yang Dipuja Lalu Dihina

14 Oktober 2025   13:10 Diperbarui: 14 Oktober 2025   22:53 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis (huffington post via KOMPAS..COM)

Walau bukan Menteri Keuangan secara formal, tapi dalam praktik, dialah menteri segalanya: menteri media, menteri pesta, dan menteri utang.

Berlusconi punya filosofi ekonomi sederhana: "Kalau rakyat stres, hibur mereka. Kalau pasar panik, senyumlah."

Maka ia membuka keran fiskal selebar-lebarnya. Italia jadi panggung sirkus dengan defisit sebagai badut utamanya.

Ia memerintah sambil menyanyi, bercanda, dan tentu saja berpesta. Awalnya rakyat terpesona, "setidaknya dia lucu," kata mereka. Namun ketika utang menumpuk dan ekonomi macet, kelucuan itu berubah jadi murka.

Uni Eropa mendorongnya mundur dengan halus tapi tegas. Ia keluar panggung bukan diiringi tepuk tangan, melainkan desahan lega: akhirnya selesai juga.

Dari Eropa lompatlah kita ke Inggris, negeri yang suka teh, cuaca murung, dan istilah fiskal yang rumit. Di sana muncul Rishi Sunak, Menteri Keuangan muda berwajah tenang dan dompet tebal.

Ia lulusan Oxford dan Stanford, menantu miliarder India, dan kalau berjalan di Downing Street, seolah bumi takut kotor menyentuh sepatunya.

Saat pandemi Covid-19, Sunak dianggap pahlawan karena meluncurkan program "Eat Out to Help Out" yaitu subsidi makan di restoran agar ekonomi bergerak.

Inggris yang kelaparan, langsung cerah. Rakyat memuji: "He's our hero!" Tapi beberapa bulan kemudian, varian Delta datang, dan program makan-makan itu dianggap memperparah penyebaran virus.

Begitu pandemi usai, inflasi melonjak dan defisit melebar. Dari "Chancellor of Smiles" ia berubah menjadi "Chancellor of Bills" atau menteri tagihan. Orang mulai muak pada kesempurnaan: kok ganteng, kaya, tapi tetap bikin hidup susah?

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun