Padahal, untuk data terakhir, China dengan total investasi 2019 US$ 4,7 miliar (2.130 proyek), namun TKA lebih tinggi dari Singapura dengan Investasi US$ 6,50 miliar (7.020 proyek) dengan TKA 2.187 (data BKPM 2019 diolah)
Tapi lagi-lagi, kalau kita menenggarainya, bisa jadi ini soal diplomasi ekonomi kita yang kurang daya. Kenapa, negara seperti Jepang yang total investasinya hampir sama dengan China, dengan 3.835 proyek (lebih besar dari China), tapi TKA Jepang di RI di bawah China, yakni 14.097. Ini suatau urusan yang begitu rumit dipikir.
Tentu ini berkaitan dengan size dari PDB kita. Tampak besar, karena menghitung seluruh hasil akhir produk barang dan jasa (termasuk hasil kerja orang asing). Tak peduli hasilnya seperti deviden dan remitansi yang mengalir keluar dari Indonesia. Setidaknya perlu diproyeksi secara ketat, soal bobot GDP. Agar kue ekonomi yang besar itu, benar-benar dirasakan rakyat sendiri. Hingga yang hidupnya paling blangsak.
Padahal, kalau lihat data, antara TKI di China dan TKA asal China di Indonesia, masih lebih dominan TKA China di RI. Ini berdasarkan data BI. Otomatis data formal. Tapi silahkan koreksi. Karena berhubung dengan pencatatan BI di neraca pembayaran (balance of payment).
Di titik inilah, kita tak perlu dongkol. Apalagi sampai terkaget alang kepalang, bila ada saja letupan protes, kenapa rezim ini terlalu lembek dengan China. Seakan-akan mau membungkuk saja di bawah telapak kaki rezim komunis Xi Jinping. Entah benar atau tidak, ini dugaan saya saja. Wallahu'alam.