Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Derby Manchester, Mourinho Kalah Nasib

13 November 2018   15:19 Diperbarui: 13 November 2018   15:24 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mou adalah pelatih yang sangat taktikal. Bermain secara normal menghadapi City pasti MU akan kalah mudah. Oleh karena itu Mou mencoba pendekatan pragmatis. Babak pertama MU akan bermain super defensif dengan membiarkan lini tengah dikuasai oleh City. Akan tetapi sepertiga lapangan MU akan dijaga serapat mungkin.

Babak pertama MU bermain dengan pola 4-5-1 dengan membiarkan Martial sendirian di depan. Sementara Rashford dan Lingard sedikit turun untuk membantu Fellaini mengcover lini tengah. 15 menit pertama sangat kacau bagi MU. Sterling, David Silva dan Bernardo Silva pergerakannya sangat cepat dan sering melakukan rotasi posisi diantara mereka, membuat pemain belakang MU kesulitan menjaganya.

Sementara itu Aguero justru sedikit agak mundur, membuat Smalling naik untuk menjaga pergerakan Aguero. Hal itu tentu saja membuat Lindelof di jantung pertahanan MU kelabakan! Hal itu terbukti kemudian. Dari sisi kanan pertahanan MU, Sterling dengan tenangnya mengirim bola ke tiang jauh, dan langsung ditendang balik Bernardo Silva ke tengah untuk kemudian di eksekusi David dengan tenangnya, gol! 1-0.

Namun setelah itu MU kemudian bisa mengendalikan situasi. Tak ada lagi gol hingga akhir babak pertama, terutama berkat kepiawaian De Gea. Hasil babak pertama itu tidak membuat Mou gelisah. Setidaknya pemain belakang MU bisa membuat penyerang City mulai frustasi dan kelelahan. Tak ada satupun percobaan ke gawang Ederson sepanjang babak pertama, membuatnya terlena...

Awal babak kedua menjadi petaka bagi MU. Tendangan keras Aguero dari sudut sangat sempit kemudian berbuah gol kedua bagi City. Pemain City kini semakin bersemangat. Bek kiri Mendy dan bek kanan Walker semakin sering menjelajahi area kotak penalti MU! Tampaknya City akan menghabisi MU. Lalu Mou merobah strategi permainan, seperti yang sudah direncanakannya semula...

Menit ke-56 Lukaku masuk menggantikan Lingard. Kini MU mulai menerapkan direct football langsung ke Lukaku. Strategi ini terbukti jitu, dan kemudian berbuah penalti. Martial kemudian berhasil mengeksekusinya, 2-1. Direct football ala Mou membuat para pemain belakang City plus Fernandinho tertahan di belakang. Kini lini tengah menjadi milik MU dan para penyerang City terisolir di depan.


Pep kemudian memasukkan Leroy Sane untuk menggantikan Mahrez yang bermain biasa saja. Sane kemudian menempati pos lamanya, sayap kiri. Sterling kemudian bergeser ke sayap kanan. Akan tetapi masuknya Sane tidak begitu berpengaruh karena ia pun tampil biasa saja. Gol yang dibuat Martial tadi membuat para pemain MU semakin bersemangat untuk membuat laga comeback....

Pep mulai was-was melihat para pemain belakangnya yang mulai bermain gugup. Menit ke-73 Mou memasukkan Mata dan Sanchez untuk menggantikan Herrera dan Rashford. Sayang Pogba cedera. Kalau Pogba bermain sejak awal, maka Mou akan memasukkan Fellaini untuk menggantikan Pogba. Lukaku untuk menggantikan Lingard dan Mata untuk menggantikan Herrera.

Inilah "plan B" Mou untuk mencuri tiga angka dari City ketika lawannya itu sudah mulai kelelahan dan frustasi. Kombinasi Mata yang lincah dengan Fellaini yang tinggi (194 cm) plus direct football ke Lukaku membuat Juventus merana hanya dalam tiga menit saja! Apalagi MU pintar memanfaatkan bola-bola mati. Tendangan bebas Mata sangat berbahaya. Belum lagi sundulan kepala Lukaku dan Fellaini, plus kecerdikan dan kecepatan dari Martial...

Tapi Pep juga tak kalah cerdik. Pep kemudian memasukkan gelandang Gundogan untuk menggantikan Aguero. Pep bahkan perlu secara khusus "menenangkan" Aguero demi mengamankan keunggulan City. Ketika dua tim hebat bertemu, maka mental kemudian menjadi pembeda. Masuknya Gundogan membuat Fernandinho lebih pede menggalang pertahanan.

Keluarnya Aguero tidak lantas membuat lini serang City mengendur sebab Sterling sukses berperan sebagai penyerang. Sepanjang laga Aguero juga bermain sebagai striker false nine (mirip dengan peran Firmino di Liverpool) Satu pujian layak diberikan kepada Aguero (top skorer EPL) yang mau menundukkan egonya demi kepentingan tim. Aguero sukses untuk menarik penjaganya (Smalling) agar bermain lebih ke depan demi membuka celah bagi rekannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun