Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

"Rasa Pilpres" pada MotoGP Argentina 2018

14 April 2018   14:34 Diperbarui: 14 April 2018   14:55 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cal Crutchlow, sumber BolaSport.com

Seperti menepuk air di dulang terpercik muka sendiri

Gelaran MotoGP Argentina 2018 di sirkuit Termas de Hondo minggu lalu itu akhirnya meninggalkan genangan dan kenangan. Genangan air hujan membuat balapan tertunda untuk sementara waktu. Tetapi  genangan itu kemudian menimbulkan efek berantai yang meninggalkan beberapa kenangan, membuat banyak orang termasuk media menjadi baper...

Kenangan itu dimulai dengan penundaan race oleh race director dengan alasan cuaca. Drama berikutnya adalah pemegang pole, Jack Miller berdiri sendirian pada posisi grid terdepan. Ini adalah pemandangan aneh yang untuk pertama kalinya sejak gelaran balap MotoGP dimulai...

Alur (plot) drama ini mulai liar ketika Marshal membiarkan seorang Marquez mendorong-dorong motornya yang mogok (stall) itu diantara para pembalap di grid. Seharusnya Marquez akan memulai race dari pit. Tetapi ternyata Marquez kemudian kembali menempati grid-nya. Hal mana kemudian membuat Marquez terkena penalti ride through.

Drama dengan tokoh antagonisnya bernama Marquez ini terus berjalan liar dengan memakan beberapa korban yang salah satunya adalah mbah balapan MotoGP, Valentino "The Doctor" Rossi. Tak ayal hal itu membuat simbah dan seantero jagad penggemar MotoGP menjadi baper.

Ditempat terpisah tokoh protagonisnya yang benama Cal Crutchlow yang baru saja menjadi jawara setelah menampilkan tontonan seru kelas dunia bersama trio pembalap lainnya (Johann Zarco, Alex Rins dan Jack Miller) justru sepi dari apresiasi dan pemberitaan media. Tontonan seru yang membuat baper penggemar sejati MotoGP ini justru tenggelam oleh ocehan simbah yang baper abis...

Alhasil gelaran MotoGP Argentina 2018 ini tampak seperti ajang Pilgub DKI 2017 atau Pilpres 2014 yang mengkerucut kepada "dua tokoh balapan" saja. Persaingan Rossi dan Marquez dipersamakan dengan persaingan Anis-Ahok pada Pilgub DKI 2017 atau Jokowi-Prabowo pada ajang Pilpres 2014 lalu.

Seluruh pemberitaan di media maupun medsos berkutat pada insiden ketika Marquez memaksakan diri untuk masuk dari sisi dalam racing line Rossi, sehingga membuat simbah terjatuh... Insiden tersebut tentu saja sangat disesalkan, dan membuat Marquez dihukum penalti 30 detik.

Sebelumnya ketika menyentuh garis finish, Marquez berada pada posisi 5. Setelah terkena penalti posisi celana Marquez kemudian melorot menjadi 18 alias satu trip diatas posisi celana simbah yang cuma berada diposisi 19...

Pemberitaan soal insiden Rossi-Marquez ini sebenarnya terlalu berlebih-lebihan. Apalagi Rossi dan timnya yang sangat kesal justru ikut menambah kekonyolan dengan bumbu-bumbu penyedap yang tendensius seakan ingin menghukum Marquez lebih dari yang seharusnya. Kondisinya jadi mirip-mirip dengan dagelan para ontaers dan cebongers di sosmed...

Balapan MotoGP bukan hanya Rossi dan Marquez saja. Tanpa kehadiran kedua pembalap legendaris tersebut, balapan MotoGP tetap akan berlangsung menarik. Empat tahun terakhir ini MotoGP semakin menjadi primadona karena juara setiap seri semakin beragam. Tidak seperti zaman dominasi Mick Dohan atau kala "simbah Rossi masih ganteng" yang terlalu mendominasi jalannya balapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun