Mohon tunggu...
Yabeth Putri Rahayu
Yabeth Putri Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Maraknya Sosial Media Penghasil Uang

30 April 2021   13:20 Diperbarui: 30 April 2021   13:32 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di jaman sekarang ini jaman dimana penggunaan sosial media terdorong maksimal oleh dukungan pengguna serta pembuat. Mereka berlomba-lomba menciptakan aplikasi-aplikasi seperti sosial media yang bisa mendapatkan rupiah hanya dengan menonton video dalam aplikasi tersebut. Seperti contoh tik-tok dimana pengguna bisa mendapatkan rupiah hanya dengan menonton video sesuai durasi yang ditentukan. 

Tidak hanya itu, pengguna dimanjakan dengan bonus dimana hanya memencet tombol sponsor dan boom... koin bertambah berkali-kali lipat. 

Dengan menonton video dan memencet tombol sponsor, pengguna akan mendapatkan koin yang bisa ditarik tunai melalui aplikasi e-money yang ditentukan. 

Dengan koin yang sudah ditentukan, pengguna dapat meraup untung yang mungkin bisa dibilang cukup untuk sekedar menonton video melalui aplikasi.

Tidak hanya aplikasi Tik-Tok, baru-baru ini muncul aplikasi semacam Tik-Tok yaitu Snack Video dimana dengan sistem yang sama. Pengguna juga hanya menonton video saja sudah dapat meraup rupiah yang dapat ditarik melalui e-money yang ditentukan. Pengguna kedua aplikasi ini cukup diuntungkan jika dibandingkan hanya dengan menonton video saja.

Dengan adanya kedua aplikasi ini, masyarakat pengguna gawai akan betah berlama-lama memainkan sosial media yang menurut mereka dapat menghibur sekaligus dapat menghasilkan rupiah. Ini menjadi momok yang wajar bagi kalangan mereka pengguna sosial media tersebut. 

Padahal ketika pengguna meluangkan waktunya, ada kegiatan yang lebih banyak lagi yang dapat dilakukan dan lebih bermanfaat, seperti olahraga, belajar dan lain-lain. 

Apalagi dimasa seperti ini, pengguna gawai bahkan ada dari kalangan anak-anak yang mungkin sebenarnya belum layak untuk menggunakan gawai. Ini menyebabkan kebiasaan buruk yang sudah terbentuk dari kecil dan susah untuk dilepaskan hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.

Masyarakat pengguna sekarang menjadi di enakkan dengan adanya kedua aplikasi ini. Padahal jika bisa di hilangkan, waktu yang terbuang ketika menonton video berlama-lama hingga kegiatan lainnya terganggu dapat diganti dengan belajar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan upah yang sesuai juga. 

Meskipun hanya menonton video dan mendapatkan rupiah, jika dipikir kembali, pengguna juga mendapatkan rugi karna menghabiskan kuota, memicu radiasi karna teknologi, membuang waktu berlama-lama karna hanya menonton video, dan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun