Sebelumnya, Part 4 ; Pendampingku
 Guru baruku!
Bukk!
Tubuhku terhempas ke tembok di dalam kamar mandi, terdengar pintu kamar mandi tertutup dan terdengar bunyi 'ceklek', tanda pintu terkunci, "Auwww shit!" aku memaki seraya menyentuh hidungku yang serasa patah, kulihat siapa yang tadi memukulku.
"Magie!"
Dia menatapku dengan sangar, seolah hendak menelanku bulat-bulat. Tapi kurasa tak akan muat, secara tubuhku lebih besar darinya, dan mulutnya sangat mungil, mungkin menelan kepalan tanganku saja tidak muat.
"Bukankah kau sudah berjanji untuk tak membuat semua orang curiga?"
"Ou ... soal tadi," aku membenarkan posisi berdiriku lalu berjalan santai ke wastafel untuk membasuh muka, "Aku hanya membela diri, mana kutahu kalau pukulanku akan sekuat itu!"
"Tetap saja apa yang kaulakukan itu menarik perhatian, kita tak tahu musuh bisa di mana saja!"
"Kau lebih manis jika bicara seperti itu, tidak perlu memukulku segala, kau akan merusak wajahku!"
"Wow ... jadi sekarang kau berani tebar pesona?" cibirnya setengah tertawa, "karena gadis itu? Alex dengar ya, terlibat cinta monyet itu hanya akan mempersulit langkahmu!"