Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] You Are (Not) My Destiny [29]

28 Maret 2021   13:21 Diperbarui: 28 Maret 2021   13:27 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • Chen & Punch - Everytime
  • Sondia -- First Love
  • Yook Sungjae -- From Winter
  • Plastic -- Gangnam Exit 4
  • THE BOYZ -- Good Bye
  • MXM -- Good Day
  • MONSTA X - Gravity
  • Im Hanbyul -- Heejae
  • Chunji & Eunha -- Hold Your Hand
  • BLACKPINK -- Hope Not

SPECIAL APPEARANCE: KIM HASEOB = JACKSON WANG

MIN DONGSUN'S POV

Orang dari pihak Morning Star Entertainment baru saja menghubungiku lagi. Aku belum bisa memberi mereka jawaban, karena aku belum sempat menanyakan pendapat Eunyul noona. Sepertinya dia semakin sibuk belakangan ini. Dia nyaris sama sibuknya dengan Donghyun, yang sejak beberapa hari terakhir sibuk melakukan penyelidikan untuk kasus Million Stars. Aku sebenarnya ingin sekali membantunya, tapi dia bilang dia bisa melakukannya sendiri. Jujur saja aku juga bingung kenapa dia terlihat jauh lebih sibuk daripada Chungdae. Maksudku, aku tau Chungdae sibuk dengan kegiatan keartisannya, tapi kenapa dia tak tampak sibuk dengan kesulitan pacarnya? Kurasa aku akan menasehatinya saja kalau aku bertemu dengannya nanti, ya Ketika dia tidak sibuk.

"Aku pulang."

Donghyun baru saja pulang dan ketika dia melepas topi wolnya, salju berjatuhan dari sana. Rupanya salju turun dengan deras di luar sana, dan langit mulai semakin gelap.

"Ada sesuatu yang terjadi?"

"Ya hyong, aku baru saja dari kampus... dan... aku benar-benar marah, hyong."

Dulu ketika Donghyun marah, dia bisa melempari barang apa saja yang ada di dekatnya, tapi semakin dia bertumbuh, dia semakin bisa mengendalikan dirinya. Aku cepat-cepat ke kamar untuk mengambilkannya kertas dan pena, sementara dia ke lemari es untuk minum segelas penuh air dingin. Dia sudah duduk di atas karpet di ruang tamu ketika aku memberinya kertas dan pena. Dia mulai mencoret-coret kertas itu dalam diam, dan wajahnya memang terlihat sangat murung. Aku membiarkannya melakukan itu tanpa mencecarnya dengan pertanyaan, karena aku tau dia akan bicara kalau dia merasa sudah waktunya bicara.

"Jadi," ujar Donghyun setelah dia merobek kertas yang dicoretinya menjadi potongan-potongan kecil dengan suara berisik, "aku percaya pada Choeun noona kalau ada yang memegangi kakinya dan membuatnya jatuh di Haunted Maze."

"Kau serius?" tanyaku dengan mata terbelalak, "tapi kan ada peraturan..."

"Aku tau hyong. Karena itu aku sangat marah."

Aku baru saja menyelesaikan semua kelas untuk hari ini jam tiga sore. Hari ini hari yang padat untukku, dan aku masih bingung harus mulai dari mana untuk membantu Million Stars. Tapi tidurku tidak tenang akhir-akhir ini karena masalah ini. Aku sangat ingin menolong Choeun noona... aku ingin mencari clue sekecil apapun itu untuk memulai penyelidikanku...

"Hei Donghyun, apa kau ada waktu?"

Haseob mendadak duduk di kursi di sebelahku. Dia adalah teman satu angkatanku dari jurusan kedokteran hewan. Aku jadi menghentikan gerakanku membereskan buku-bukuku.

"Ya, ada apa? Kau mau mengajakku main basket?"

"Hahaha bukan begitu, tapi itu usul yang baik. Aku Cuma mau tanya langsung padamu, supaya aku dapat klarifikasi yang jelas."

"Ya, ada apa?"

"Gadis itu memang bukan pacarmu?"

"Gadis yang mana?"

"Gadis pemilik Million Stars yang kau gendong di malam event."

"Ya ampun, apa orang-orang masih menggosipkan itu meski sudah sebulan lewat dari event kita? Bukan. Kubilang bukan."

"Tapi kau sangat perhatian padanya."

"Baiklah, aku malas sekali bilang ini, tapi sebaiknya aku jelaskan padamu supaya kau juga bisa meluruskan rumor itu. Satu, dia mantan guruku selama empat tahun di masa SMP dan SMA-ku. Kedua, dia pernah tinggal di rumahku selama beberapa minggu karena suatu alasan. Ketiga, kami sangat dekat sampai kami pernah melewati event antara hidup dan mati lebih dari sekali. Keempat, pacarnya adalah Heo Chungdae. Kau boleh tanya pada Chungdae hyong kalau tidak percaya."

"Tapi Chungdae hyong bilang dia tidak punya pacar?"

"Kapan dia bilang begitu?" tanyaku.

Kecepatan aku bertanya hampir sama cepatnya dengan kecepatan amarahku memuncak. Apa maksud Chungdae hyong?

"Beberapa hari yang lalu? Entahlah. Tapi bukan itu inti pembicaraan kita."

Aku mengerutkan keningku, ada apa lagi sih?

"Tadi rombongan Hyunah duduk tak jauh dari kursiku, jadi tak sengaja aku mencuri dengar mereka ngobrol dengan Gaho-ssi," jelas Haseob, "dan Hyunah bilang terima kasih padanya karena sudah membantunya soal Haunted Maze. Pertama-tama aku tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi Gaho lalu tanya padanya apa gadis itu terluka parah dan apa ada orang lain yang tau tentang itu, yang dijawab Hyunah dengan santai sambil tertawa."

"Hyong, kalau Hyunah seorang pria, pasti sudah kudatangi dia saat itu juga."

"Tapi kau berhasil memaksa dirimu pulang tanpa menemuinya kan?"

"Ya. Amarahku memang agak reda sekarang, tapi bukan berarti aku tak akan mencarinya. Aku akan memaksanya menjawabku besok."

"Tapi kau yakin yang dimaksud Gaho-ssi itu benar-benar Choeun noona?"

"Aku menganalisanya. Satu, Gaho-ssi bekerja di post sembilan malam itu, tempat dimana Choeun noona jatuh. Dua, tak ada kejadian apapun selain kasus Choeun noona di Haunted Maze. Tiga, aku tau Hyunah tidak suka pada Choeun noona."

"Dia kira Choeun noona sejenis saingannya. Dia suka kau, Donghyun."

"Kenapa dia harus melakukan hal yang seekstrim itu?"

Lalu terjadi keheningan di antara kami karena aku tak tau bagaimana menjawab pertanyaan Donghyun.

"Tapi ini menimbulkan satu lagi pertanyaan di kepalaku, soal Chungdae hyong."

"Ah... benar. Apakah Chungdae dan Choeun noona bertengkar lagi? Jadi apakah kau juga akan menanyakannya pada Chungdae?"

"Kurasa aku perlu menemuinya."

"Donghyun," ujarku dengan nada memperingatkan, "jangan main kasar ya."

Lalu Donghyun tertawa, tapi tawanya tidak terdengar menyenangkan, "hyong kira siapa aku."

Dia berdiri dan menyambar ponselnya.

"Donghyun, aku juga."

Dia baru saja akan berjalan ke pintu, tapi dia berhenti dan menoleh keheranan.

"Hyong kenapa?"

"Aku merasa Eunyul noona menyembunyikan sesuatu dariku."

"Apa yang terjadi?"

"Entahlah. Aku hanya merasa dia menghindariku..."

"Temui dia, hyong."

"Aku akan mengusahakannya lagi."

Donghyun menepuk bahuku dan tersenyum menyemangatiku. Di saat seperti ini, aku merasa beruntung punya adik seperti dia, yang meskipun sangat aktif dan terkadang cepat marah, dia juga selalu ceria dan berpikiran positif. Benar, aku harus menungguinya saja di depan apartemennya dan menemuinya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun