"Ya, aku mau memesan minuman, beberapa senior juga mau pesan, jadi sekalian saja," jelasnya cepat, "aku harus kembali ke lokasi secepatnya."
"Kau pasti akan sibuk, Donghyun," keluh Chungdae, "apakah bisa menonton lombaku nanti?"
"Aku akan bertugas jam tiga sampai malam, jadi aku terpaksa harus melewatkan lombamu hyong."
"Yah, hanya sampai begitukah persahabatan kita?"
"Maaf hyong," jawab Donghyun sambil tertawa, "tapi kalian akan mampir kan?"
"Ya, kami akan mampir nanti sore. Sampai ketemu nanti!" pamitku sambil menepuk punggung Donghyun.
"Sukses ya hyong. Kalahkan..." Donghyun perlahan berkata tanpa bersuara, "Hyunah."
Aku tertawa keras, "dia kan mewakili fakultasmu, bagaimana kau bisa mengatakan itu?"
"Pokoknya lakukan sajalah hyong."
Aku diajak berkeliling kampus oleh pemandu yang sangat mengerti detail kampus, dan jelas saja, sama seperti saat di Hwachin dulu, Chungdae punya banyak teman. Tapi kurasa popularitasnya semakin bertambah sekarang berkat gelar kapten tim inti sepakbola yang dipegangnya dan juga profesi barunya sebagai model. Jujur saja aku jadi agak minder berjalan bersamanya, karena mendadak aku merasa pacarku menjadi dua kali lebih tampan dari biasanya, padahal penampilannya biasa saja sekarang. Banyak sekali yang menyapanya selama kami berkeliling kampus.
"Kenapa sih Donghyun benci sekali dengan Hyunah? Apakah kisah mereka masih berlanjut?"