"Tidak, aku akan menceritakannya, tapi..."
"Tapi?"
"Bisakah kita lakukan itu sambil memasak sesuatu? Aku... lapar."
Aku mendengus dan Eunyul noona tertawa. Perlahan aku membantunya turun dan kami berjalan ke dapur dengan masih saling bergandengan tangan.
"Tapi sebelum noona menceritakan apapun, bolehkah aku tau kenapa noona ke rumah sakit?"
"Pasti kau capek sekali mengikuti kami sampai ke rumah sakit, Dongsun. Sebenarnya... hanya penyakit maag-ku yang kambuh. Aku lupa makan juga tadi pagi dan untuk makan malam tadi, aku makan ramyeon yang pedas."
Setelah aku membantunya memakai celemek, aku mengacak-acak rambutnya perlahan.
"Jangan lakukan itu lagi, oke noona? Atau aku akan menjadi sangat cerewet."
"Tolong jangan jadi cerewet. Aku sudah cukup punya Choeun yang sangat cerewet itu."
"Asal noona janji tidak akan nakal lagi ya."
Aku tertawa dan membuka lemari es.