"Ya, tapi ketika pulang, kabari aku ya noona."
"Aku janji."
"Ramyeon kita datang."
Hyunbin oppa kembali dengan kantong besar dan dia duduk di meja kosong untuk mengatur makanannya. Mau tak mau aku harus duduk di dekatnya sekarang, aku juga tak mau mengambil resiko ada bekas ramyeon di laptop dan mejaku. Aku duduk berseberangan dengannya. Bau ramyeon akhirnya menggugah seleraku juga. Rupanya aku lapar.
"Selamat makan. Terima kasih traktirannya."
"Bagaimana kalau lain kali kau yang akan traktir aku?"
"Hmm... baiklah. Mungkin dengan menu dari kafetaria kita."
"Aku akan pesan yang banyak."
Kami tertawa sejenak sebelum kembali sibuk dengan makan malam kami.
"Kau tak banyak berubah, Hwan Eunyul. Misalnya saja, kau masih suka dengan makanan pedas."
"Ini kebiasaanku yang tak akan bisa berubah, sepertinya."