"Aku ingin minta maaf padamu sekali lagi, Eunyul. Aku sungguh menyesal. Aku sudah memilih orang lain dan menyia-nyiakanmu yang begitu baik padaku."
"Sudah kukatakan, aku sudah memaafkanmu, tapi aku tidak bisa melupakan sakit hati itu, oppa."
"Izinkan aku membantumu melupakan rasa sakit itu."
Aku benar-benar tidak percaya aku berada di situasi seperti ini. Jadi itu maksudnya mendekatiku selama ini. Awalnya dia menggunakan pekerjaan sebagai dalihnya, lalu sekarang rencananya yang sesungguhnya terungkap?
"Sudah bukan tanggungjawab oppa lagi untuk hal itu," pungkasku sambil melanjutkan makanku.
Selera makanku agak hilang, tapi aku harus makan, karena aku tau Dongsun akan mengkhawatirkanku kalau aku tidak makan.
"Dia pacarmu kan? Min Dongsun," ucap Hyunbin oppa perlahan, "dia salah satu mahasiswaku juga. Kau memacari lelaki yang begitu muda?"
"Oppa, bukan urusan oppa aku memacari pria yang seperti apa sekarang. Yang pasti Dongsun sangat baik denganku dan kami menikmati saat-saat kami bersama."
"Baik, aku tau itu. Tapi bukan berarti aku akan menyerah begitu saja."
Aku menelan kuah ramyeon dengan agak terburu-buru dan tenggorokanku terasa sakit.
"Dan jangan salah sangka karena aku sudah memanggilmu dengan sebutan oppa lagi, hubungan kita lebih dekat dari rekan kerja."