"Wow, kamera itu..." bahkan Hyeil hyong terkejut.
"Yah, aku tau kau mengeluhkan kameramu yang dipakai noona-mu selama kau pergi wajib militer," jelas Joonki, "jadi daripada kalian ribut, kubelikan kau yang lebih baru dan lebih canggih."
Tidak ada yang lebih kuinginkan dari memeluknya jadi aku nyaris berlari dan mencekik Joonki yang badannya lebih kekar dari aku itu ketika memeluknya.
"JOONKI KAU SAHABAT TERBAIKKU!"
"Hentikan pelukan gay kalian," canda Chinye sambil tertawa keras.
Aku nyaris lupa sekarang giliranku yang memberikan kado kalau bukan Youngkyong memisahkan kami berdua.
"Jadi," deham Choeun noona, "aku akan dapat kado dari kau kan?"
Joonki bersiul heboh diiringi tepuk tangan Dongsun dan Bojin ketika aku mengambil kotak pipih kecil berwarna hijau, warna kesukaan Choeun noona. Kuletakkan kotak itu ke tangannya.
"Bukalah."
Dengan wajah penasaran, Choeun noona membuka kotak itu. Aku melihat matanya berbinar dan beberapa teman kami menjulurkan badan mereka karena mereka tidak bisa melihat isi kotak itu.
"Noona suka?"