"Baiklah, aku akan mentraktir noona begitu kita ada waktu luang."
Aku tidak suka mendengarnya memanggil Choeun "noona." Aku tau banyak yang memanggil Choeun noona begitu, tapi entah kenapa, aku jauh lebih tak suka mendengarnya memanggil "noona" dibanding mendengar Chungdae hyong memanggil noona begitu. Apa alasannya, aku juga tak tau.
"Eh Donghyun, kau mau kemana?"
Choeun noona menahan tanganku yang sibuk membereskan piring dan gelas kopiku sambil setengah berdiri.
"Biarkan aku membantu hari ini, antriannya sudah panjang sekali di depan."
Choeun noona menoleh ke pintu depan lalu ke wajahku, dan dia menggelengkan kepalanya.
"Ah jangan, kau tamuku hari ini."
"Tak apa noona, lagipula aku santai hari ini."
"Eh Donghyun!"
Dengan sigap aku membersihkan mejaku dan beralih ke ruangan locker para karyawan. Disitu aku tau ada satu locker kosong khusus untuk menyimpan seragam dan apron baru, biasanya dipakai dalam keadaan darurat, misalnya para karyawan benar-benar butuh mengganti seragam atau apron yang basah dan kotor. Kulepas kaosku dan dengan cepat memakai kemeja berwarna biru langit dan melapisinya dengan apron hitam. Kugulung lengan kemeja itu hingga batas sikuku dan melirik penampilanku sejenak di cermin yang ada di pojok ruangan. Kurapikan poniku dengan tanganku dan segera keluar ruangan. Choeun noona secara mengejutkan menungguiku di depan pintu.
"Pernahkah kubilang kalau kau cocok sekali dengan pakaian itu, Donghyun?"
