Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] No Other, The Story [53/55]

7 Juni 2020   21:40 Diperbarui: 7 Juni 2020   21:36 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

SPECIAL PART OF

KYUHYUN'S DIARY

CHAPTER 53

DREAMING HERO

Aku memandangi naskah drama yang baru diberikan Zhoumi hyung. aku sedikit tegang, ini adalah debutku di dunia drama. Apakah aku bisa melakukannya?

"Kyu, jangan tegang. Kupikir kau bisa melakukannya. Drama harusnya tidak jauh berbeda dengan drama musical yang biasa kau perankan."

Aku mendesahkan nafas, "baiklah hyung, kalau memang hyung juga percaya akan kemampuanku..."

Aku kembali membaca naskah itu dengan teliti. Disini aku akan berperan sebagai guru TK yang sangat jenius dan disukai semua murid di sekolah. Err... itu artinya aku harus berhubungan dengan anak kecil dan... membuatku mengingat suatu hal yang buruk. Aku punya pengalaman tidak enak dengan... sudahlah, aku tidak mau memikirkannya.

"Itu berarti aku harus syuting di TK, kan, hyung? dimana lokasinya? Aku harap tidak harus keluar dari Seoul biar aku tidak lelah."

"Oh, ani... kau tidak akan keluar dari Seoul.dan TK yang akan menjadi lokasi syuting drama ini adalah... ini, aku tuliskan alamatnya."

Aku mengambil selembar kertas yang disodorkan Zhoumi hyung padaku. Eh? Alamat ini...

Aku merapatkan jaket dan syalku, kini berdiri di seberang jalan dan memandangi sebuah gedung TK di seberang sana. TK yang akan menjadi lokasi syutingku nanti juga adalah TK tempatku bersekolah dulu. baguslah kalau begitu, aku jadi bisa bernostalgia. Selagi santai, aku masuk saja dulu ke dalam.

"Mianhamnida, sekarang sedang jam belajar, Anda tidak bisa masuk," kata seorang satpam yang berjaga di depan pintu gerbang.

"Anyonghaseyo ahjussi. Saya Cho Kyuhyun, personel KRYSD. Karena mulai minggu depan saya akan syuting di TK ini, saya ingin mengenal lingkungan TK dulu, kalau diizinkan," ujarku sopan, "saya tidak akan mengganggu proses belajar, saya hanya ingin berkeliling di luar kelas."

"Oh, oh ya, Anda Cho Kyuhyun. Saya sudah dapat kabar tentang syuting Anda. Baiklah, silakan masuk kalau begitu."

"Gomapsumnida."

Akhirnya aku diizinkan masuk juga. TK ini... sudah banyak berubah. Dulu mainan di tamannya tidak sebanyak sekarang. Kulihat juga gedung dan banyak ruangannya sudah dipugar lagi. Kurasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk masuk ke gedung. Harusnya sekarang adalah jam makan siang. Aku takut anak-anak TK-nya malah jadi tidak berkonsentrasi melihatku. Ah, aku pergi melihat pohon tua itu saja. Dia masih disana tidak yah? Bagian belakang gedung... harusnya lewat sini bisa... ah! Itu dia! Pohon paling tua di taman belakang TK! Ternyata selain dulu waktu aku kecil melihat pohon ini seperti raksasa, sekarangpun aku masih merasa pohon ini sangat tinggi. Aku berjongkok di depan batang raksasanya, aku ingin mencari tanda itu... ah, ternyata masih ada! Rupanya ukiranku cukup jelas juga, sampai sekarang tidak hilang, hahaha...

"Ah, jangan lari lagi, Shin Eunyoo!!!"

Yeoja mana yang teriakannya sekencang itu? ah... itu didalam, ada di salah satu kelas... aku bisa mengintip lewat jendela disini... eh? Yeoja itu kan... yeoja yang menolong Kkoming sekaligus yang aku temui di pasar malam? Yeoja yang babo itu? Si Yensin? bagaimana dia ada disini?

"Sonsaengnim, Lee Raebyung menumpahkan makananku!" seru salah satu yeoja kecil.

"Raebyung! Aku kan sudah bilang..." dan Yensin berlarian di dalam ruangan kelas.

Oh, rupanya Yensin ini seorang guru TK. Hahaha... lucu sekali dia berlarian mengejar anak-anak yang nakal itu... tunggu, siapa? Raebyung? Lee Raebyung? Ani... ani... tidak mungkin dia...

"Ya! Kenapa kau ada disini, Cho Kyuhyun?"

Lamunanku dikagetkan oleh wajah namja kecil yang melongok lewat jendela. Dia... tidak salah lagi, Raebyung!

"Raebyung, jangan memanjati jendela!!!" ucap Yensin panic.

"Tapi disini ada... woi, jangan lari! Woi, Cho Kyuhyun!!!" ujar Raebyung.

Ani... aku harus menyelamatkan diriku, menyelamatkan nyawaku yang berharga. Lee Raebyung, mimpi burukku...

"Raebyung? Memangnya dia kenapa, Kyu?" Tanya Sungmin hyung yang sedang menikmati makan siangnya di apartemen.

Aku masih berusaha menenangkan jantungku dari shock bertemu dengan setan kecil yang namanya Raebyung itu.

"Sekarang umurnya 6 tahun, kan? Apa dia sekarang masih di TK..." ujarku tersendat.

"Ne, TK yang lama, TK tempatmu dan Wookie bersekolah dulu. dia sekarang harusnya sudah TK besar, tahun depan masuk SD. Aku sudah lama sekali tidak melihatnya, 2 tahun barangkali, soalnya aku sibuk. Memangnya Raebyung kenapa?"

"Ah, ani... Cuma bertanya saja."

"Apa kau kangen padanya, Kyu?"

"M... mwo??? Ani!!! Tidak, hyung, jangan bercanda!"

"Kalau kau kangen padanya, aku bisa menelepon orangtuanya untuk mengantarnya kesini..."

"Ani!!!"

"Hahaha... kau lucu sekali, Kyu... aku hanya bercanda kok. Aku tidak akan melakukan hal yang membuatmu menderita. Ayo makan, tadi Wookie masih sempat-sempatnya memasakkan kita makan siang sebelum dia pergi," ajak Sungmin hyung, "aku ambilkan nasi untukmu ya."

"Ne, gomawo, hyung."

Aku stress. Aku tidak bisa... kalau harus syuting di TK yang ada setan kecilnya itu. kasihan sekali si Yensin harus mengajar di kelas si setan kecil itu. ngomong-ngomong kasihan, aku jadi penasaran juga...

AUTHOR'S POV

"Lee Raebyung, kenapa sih kau tidak bisa tidur dengan tenang saja?"

"Cho ahjumma, aku merasa melihat Cho Kyuhyun beberapa hari ini di luar kelas kita," jawab Raebyung yang tengah berbaring di ranjangnya.

"Cho Kyuhyun yang mana?" Tanya Yensin bingung.

"Omona... kau tidak mengenal Kyuhyun ahjussi? Jangan-jangan kau juga tidak tau kalau aku adalah keponakan Lee Sungmin?"

"Lee Sungmin yang mana lagi?"

"Kau memang kurang pergaulan, pantaslah jadi seorang ahjumma."

"Kau!!!"

"Mereka itu KRYSD! Lee Sungmin-nya KRYSD! Cho Kyuhyun-nya KRYSD! Sekarang sudah tau, kan?"

"Oh, KRYSD... tunggu! Kau keponakannya Sungmin? Kau???"

"Memang. Dan tadi aku bilang, aku merasa melihat Kyuhyun ahjussi berkeliaran di luar sini beberapa hari ini."

"Kubilang, Raebyung, Kyuhyun tidak mungkin ada di luar sana. Dia itu sibuk. Dia kan penyanyi terkenal, mana ada waktu berkeliaran. Lagipula, apa urusannya di sekolah kita ini?" Tanya Yensin.

"Kalau tidak percaya, tengok saja di luar jendela sana, dia bersembunyi di bawah jendela."

Yensin berjalan perlahan menuju jendela. Sejujurnya, dia tidak percaya pada ucapan Raebyung. Tapi kalau Kyuhyun benar-benar di luar sana...

"Gyaaaaah!!!"

"Cho ahjumma babo! Lalala... babo!" nyanyi Shin Eunyoo.

Yensin nyaris saja terjungkal keluar jendela karena pantatnya didorong Eunyoo dan Raebyung bersama-sama.

"Kalian berdua! Kurang ajar!"

"Tangkap kami... lalala... tangkap kami!" nyanyi Raebyung.

Jadinya Yensin mengejar kedua anak muridnya itu...

"Cho Yensin! Apa yang kau lakukan!"

Yensin berhenti berlari dan memandangi ambang pintu dengan shock. Itu adalah Choi Sonsaengnim, kepala TK ini. Wajahnya yang biasanya sudah tampak menyeramkan, kini makin bertambah kerutannya.

"Son... sonsaengnim..." gagap Yensin.

"Ini adalah jam anak-anak tidur siang! Aku lihat anak-anak di kelas lain semuanya sudah tidur, tapi hebat sekali anak-anak di kelas ini belum ada satupun yang tidur!" teriak Choi sonsaengnim membahana.

"Sonsaengnim... mianhamnida..."

"Cepat selesaikan tugasmu dan sebelum kau istirahat, kau ke kantorku!"

Yensin memandangi punggung Choi Sonsaengnim yang berlalu dan wajah anak-anak yang menertawainya dengan tampang pasrah. Cho Yensin, habislah kau kali ini...

KYUHYUN'S POV

"Sebenarnya si Yensin itu babo atau memang tidak bisa mengajar sih?"

Aku duduk di bawah kerindangan pohon tua kesayanganku. Untunglah hari ini salju tidak turun, kalau tidak aku bisa mati beku disini. Tapi aku juga babo sih... ngapain aku disini mengurusi urusan orang? Aku harusnya bisa bersantai di apartemen sambil main game atau... tapi lucu juga sih melihat gadis babo seperti itu. kupikir aku cukup melihat Yifang yang menurutku sudah cukup babo, tau-tau ada orang yang lebih babo lagi dari dia...

"Dasar sial! Aku selalu sial!"

Ba... bagaimana si Yensin itu bisa berjalan kesini? Oh ani... ani... aku harus kabur...

"Tapi ucapan Choi Sonsaengnim ada benarnya juga sih," keluh Yensin.

Yensin berjalan menuju pohon tua dan berlutut di hadapan si pohon, sambil tangan kirinya menyentuh batang raksasanya.

"Pohon ahjussi, tadi Choi sonsaengnim bilang begini: Cho Yensin! Kau sudah bekerja hampir satu tahun disini, tapi kau tidak menunjukkan perkembangan apapun! Menurutmu apakah aku bisa memperpanjang kontrakmu untuk tahun depan?" ucap Yensin menirukan suara Choi Sonsaengnim, "pohon ahjussi, aku harus bagaimana..."

Yensin menjatuhkan dirinya, bersandar pada batang pohon.

"Kupikir aku akan sangat suka bekerja sebagai guru TK, tapi... lihatlah, aku selalu dalam kesulitan. Kurasa ahjumma memang benar, aku sama babo-nya dengan almarhum appa-ku..."

Yensin membalikkan tubuhnya dan menyentuh ukiran smile di daerah bawah batang pohon itu.

"Siapapun yang mengukir Mr. Smiley disini pastilah dulu melalui hari-hari yang menyenangkan di TK ini. Atau dia adalah murid TK ini? Yang pasti dia tidak senakal duet Eunyoo dan Raebyung, kan? Hhh... appa... eoddeohke??" keluh Yensin.

Aku tersenyum melihat pemandangan di bawahku ini. Satu-satunya cara kabur paling cepat ketika melihat dia datang adalah dengan aku memanjati pohon ini. Syukurlah aku lincah sekali memanjatinya, tidak salah aku pemanjat pohon tercepat di rombongan, setelah itu baru disusul Ryeowook hyung dan Henry.

"Pohon ahjussi... eoddeohke... huatchi!!!"

Aku mendengus. Kok masih ada yeoja se-babo ini di zaman sekarang sih? Sudah tau dingin, bukannya tidur di dalam gedung. Kau pikir ini masih musim gugur ya? Pakaian dinginmu kurang tau... dasar babo. Kalau kau ketiduran ketika harus mulai pelajaran lagi, matilah kau... tapi apa peduliku yah? Ya ampun, Cho Kyuhyun!!! Kok kau jadi aneh, sih? Aargh... aku lupa! Hari ini ada jadwal promo jam dua sore! untung aku masih sempat pulang...

AUTHOR'S POV

"Ng..."

Yensin membuka matanya, lalu melirik arlojinya...

"Gyaaah!!! Andwae!!! Sekarang sudah jam setengah tiga kurang lima menit! Aku akan telat membangunkan... eh?" ujar Yensin bingung ketika sebuah jaket berwarna oranye tua jatuh dari tubuhnya.

Dia meneliti jaket itu baik-baik.

"Ini... bukan punyaku, kan? Bagaimana bisa ada disini?"

Dan ada bau parfum menyenangkan yang mengoar dari jaket itu. bau parfum namja.

"Hhh... sudahlah, mau berpikir juga tidak tau ini punya siapa. Pohon ahjussi, gomawo untuk jaketnya. Besok aku janji akan pakai yang lebih tebal lagi! Sampai jumpa besok!"

Dan Yensin berlarian pulang ke arah gedung TK.

KYUHYUN'S POV

"Huatchi..."

"Kyu, kau mau kemana?"

Aku kaget begitu mendapati Ryeowook hyung dan Sungmin hyung yang ternyata sedang duduk di karpet menonton drama di TV.

"Ehm... Ryeowook hyung, aku mau keluar sebentar," jawabku sambil tersenyum tipis.

"Kau ini... sudah sakit masih mau keluar? Kenapa tidak beristirahat saja?" Tanya Sungmin hyung, berdiri dan menghampiriku.

"Ah, aku Cuma sedikit flu, gwaenchana, hyung."

"Sedikit flu tapi kau sudah membuat Leeteuk hyung panic kemarin. Bagaimana bisa kau pergi dengan pakaian setipis itu?"

"Ng... mian, hyung. sekarang aku sudah pakai yang tebal nih. Ini."

Aku menunjukkan lapisan-lapisan pakaianku yang bisa 5 lapis banyaknya hari ini, juga sudah menyiapkan payung dalam tas backpack-ku, karena melihat ramalan cuaca, katanya hari ini bakal turun salju. Aku tidak tega melihat wajah khawatir Sungmin hyung. setelah kedua orangtuaku, orang yang tidak ingin kubuat khawatir atau sedih adalah Sungmin hyung. kehadiran dia bagiku, sudah lebih dari seorang hyung. aku menyayanginya, sungguh.

"Kyu, tambah lagi jaketmu ini," ujar Ryeowook hyung sambil menyodorkan jaket.

Aku tau jaket putih yang dia barusan ambil dari kamarnya ini adalah pemberian Yifang sebagai oleh-oleh dari Taiwan.

"Ng... hyung, gomawo."

"Dan bawa bantalan penghangat tangan," kata Sungmin hyung yang menyodorkan bantalan penghangat berwarna pink, "jangan pulang kemalaman, besok syuting hari pertamamu, kan?"

"Ne, hyung. aku pergi dulu."

Gomawo, Sungmin hyung, Ryeowook hyung, kalian memang sangat baik padaku.

AUTHOR'S POV

"Wookie, menurutmu, apakah ada yang Kyu sembunyikan?"

"Hmm... jelas ada, hyung. biasanya dia tidak terlalu suka keluar, kan? Pasti ada sesuatu di luar sana yang membuatnya tertarik. Apalagi baginya, sesuatu itu jauh lebih menarik dari tumpukan game baru di kamar," jawab Ryeowook.

"Aku akan menanyakannya. Tapi... apapun itu, asal membuat dia bahagia, aku akan bahagia juga," ujar Sungmin.

Ryeowook mengangguk, "ne, geuraeyo."

"Dari mana kau?"

Yensin memandangi Raebyung yang sedang menjilati lollipop besar di tangannya, duduk di salah satu kursi sambil menggoyangkan kakinya dengan santai.

"Kau pikir darimana lagi? Menurutmu salah siapa aku jadi dipanggil Choi Sonsaengnim lagi?"

"Itu karena profesi guru TK tidak cocok untuk ahjumma sepertimu," cela Raebyung, menunjuk wajah Yensin dengan lollipop-nya.

"Kau... kenapa kau belum pulang?' Tanya Yensin sewot.

"Karena aku belum dijemput, babo!"

"Dan aku tidak bisa pulang kalau kau belum pulang."

"Lagian kau tidak ada janji kencan atau apalah, kan, ahjumma? Siapa sih yang mau memacari ahjumma sepertimu?"

Yensin mendengus sambil merapikan jaket oranye yang dipakainya. Dia merasa kesialan tidak pernah berhenti mengikutinya. Kenapa di tahun pertama dia mengajar di TK, dia harus mendapatkan murid nakal seperti Raebyung, sih? Apa benar dia keponakan Lee Sungmin? Lee Sungmin yang Yensin lihat di berita adalah namja yang manis, tidak banyak bicara dan disukai semua orang. Tapi keponakannya yang ini... amit-amit...

"Ya! Kau sudah menelepon orangtuamu belum?"

"Appa tidak bisa menjemput, dia sibuk rapat."

"Bagaimana dengan omma-mu?" Tanya Yensin.

"Omma sudah menyuruh seseorang menjemputku."

"Lama sekali. Sudah satu jam."

"Kalau kau mau pulang, pulang sajalah. Aku bisa sendirian kok."

Yensin mendengus kesal sambil berpikir dia tidak akan meninggalkan Raebyung sendirian. Pertama, dia tidak mungkin meninggalkannya karena itu akan jadi kesalahan berikutnya di hadapan Choi Sonsaengnim. Dan dia tidak bisa meninggalkan seorang anak kecil sendirian, apalagi sekarang langit mulai gelap, jam 6 sore. yensin menunggu... menunggu dengan sabar... mendengarkan lagu dari hapenya... tapi orang yang menjemput Raebyung tak kunjung datang, sekarang sudah hampir jam setengah tujuh.

"Ya! Dimana rumahmu, aku akan mengantarmu pulang!"

"Aku tidak mau diantar olehmu, ahjumma!"

"Kau masih juga keras kepala! Jangan-jangan kita akan menginap disini sampai besok! Cepatlah, kita pulang!" ajak Yensin sambil menggandeng Raebyung.

"Lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri!"

Raebyung keluar gedung TK disusul Yensin yang berlarian mengejarnya.

"Raebyung, jangan lari! Bahaya, banyak mobil di jalanan!"

"Salahmu sendiri jalannya lambat sekali."

"Ayo kita pulang dengan naik taksi, aku takut salju akan turun."

"Aku tidak tau alamat rumahku."

"Kalau begitu aku akan kembali ke dalam untuk mengambil alamat... ya, Raebyung! Lee Raebyung!"

Yensin berlarian mengejar Raebyung.

"Aku mau jalan kaki. Cuaca dingin seperti ini memang asyik," ujar Raebyung, melompat riang.

Yensin geleng-geleng kepala. Ya sudahlah, pikirnya, yang penting dia bisa mengantarkan Raebyung dengan selamat sampai ke rumahnya. Tapi kalau dipikir-pikir, Yensin merasa rumahnya Raebyung jauh juga, sampai berjalan ke daerah yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Yensin sampai bergidik, apalagi langit sudah semakin gelap.

"Raebyung, sebenarnya rumahmu dimana... ah, salju turun."

Yensin mengambil payung dari dalam tasnya dan membukanya. Raebyung menolehkan kepalanya.

"Tidak jauh lagi kok, di ujung sana."

"Kau tidak boleh berlarian di tengah salju... hei, Raebyung! Ayo pakai payung!"

Yensin masih terus berlarian mengejar Raebyung hingga... Raebyung terjatuh.

"Raebyung!" seru Yensin ketakutan.

Yensin menghampiri sosok kecil Raebyung, yang ternyata matanya tertutup sementara salju menempel di tubuhnya. Wajah pucat Raebyung...

"Raebyung, jangan bercanda lagi! Buka matamu!"

Sedetik... dua detik... waktu yang berlalu menambah ketakutan dalam diri Yensin. Raebyung tidak membuka matanya lagi.

"Raebyung! Raebyung! Tolong!!! Tolong!"

"Yensin, ayo, kita naik taksi."

Yensin memandang nanar ke arah seorang Cho Kyuhyun yang tampak bersinar dalam keremangan karena memakai jaket putih bersih.

"Kyu... Kyuhyun-sshi? Bagaimana bisa ada disini?"

"Nanti saja aku jelaskan, tidak penting. Ayo, kita bawa setan kecil ini," ajak Kyuhyun sambil menggendong sosok Raebyung.

"Tapi dia bilang rumahnya di arah sini."

"Dia membohongimu. Ayo, aku tau rumahnya."

Yensin berlarian mengejar Kyuhyun sambil membawakan backpack kecil milik Raebyung. Mereka memanggil taksi dan masuk dengan gelisah ke dalamnya. Kyuhyun menyebutkan alamat apartemen mahal kepada si supir dengan lugas dan taksi langsung melaju.

"Kita mau kemana?"

"Apartemen Raebyung. Jangan bingung lagi, aku cukup mengenalnya."

"Tapi... tapi... Kyuhyun-sshi, apa yang terjadi dengan Raebyung?"

"Dia kurasa Cuma pingsan karena kedinginan."

"Bagaimana ini... eoddeohke? Aku memang seorang sonsaengnim yang tidak baik... urusan begini saja aku tidak bisa atasi... aku... aku kali ini pasti akan dipecat..." sendat Yensin.

Kyuhyun menyentuh lengan kiri Yensin dan memandang lurus ke mata si yeoja.

"Aku tidak akan membiarkanmu dipecat. Jangan takut, ada aku di sampingmu."

Kyuhyun mengambil ponselnya dan menekan speed dial 4.

"Sungmin hyung, sekarang dimana? Apartemen? Bagus. Ada Leeteuk hyung disana? Bisakah kalian sekarang ke apartemen Raebyung? Aku sekarang dalam perjalanan kesana bersama Raebyung. Tolong kalian juga kesana," pinta Kyuhyun, "seperti biasa, si setan kecil beraksi lagi. Oke, baiklah."

"Kau tadi menelepon..."

"Sungmin hyung, dia bisa bicara dengan orangtua Raebyung dan menjelaskan bahwa si setan kecil ini memang berbuat kenakalan. Kedua orangtua Raebyung sangat percaya pada Sungmin hyung dan hyung memang pintar mengambil hati orang lain," jelas Kyuhyun, "dan Leeteuk hyung adalah dokter yang handal, dia bisa memeriksa Raebyung."

"Ng... ne, Kyuhyun-sshi... gomawo."

Ketakutan dan kekhawatiran masih saja menyelimuti Yensin sehingga mengurangi rasa keingintahuannya kenapa Kyuhyun bisa muncul ketika dia membutuhkan pertolongan.

KYUHYUN'S POV

"Bagaimana keadaan Raebyung?"

"Ah, ahjumma jangan khawatir. Raebyung hanya kelelahan dan kedinginan," jawab Leeteuk hyung, "setelah dia siuman nanti, tolong seduh teh ini, lalu ulangi setelah lima jam lagi. Setelah dua kali meminum teh ini, saya yakin dia akan sembuh."

"Gomapsumnida, Leeteuk," ujar Lee ahjumma tulus.

Aku tersenyum pada Leeteuk hyung dan Sungmin hyung, aku sudah tau dengan adanya mereka berdua, segala masalah pasti bisa terselesaikan.

"Dan Anda..."

"Oh, saya wali kelas Raebyung, Cho Yensin," kata Yensin memperkenalkan diri sambil membungkukkan badannya.

"Gomapsumnida karena sudah mengantar Raebyung."

"Ah, ani... Lee eomonim, aku tidak bisa apa-apa kalau saat itu tidak ada Kyuhyun-sshi."

"Silakan duduk kalian semua."

Kini aku memandangi si setan kecil Raebyung. Dasar, dia sama sekali tidak berubah dari dua tahun yang lalu, meski sekarang semakin tampan saja. Meski hanya berstatus keponakan Sungmin hyung, aku bisa melihat bahwa mata mereka mirip. Dia pasti bisa setampan Sungmin hyung juga. Hanya sayangnya, sikap dan sifatnya tidak akan sama dengan Sungmin hyung-ku.

"Ya~ kenapa kau ada disini, Kyuhyun ahjussi?"

Baru siuman saja lidahnya sudah tajam seperti ular.

"Aku baru saja menyelamatkan nyawamu, tau," jawabku sambil duduk di tepian ranjang.

"Apapun yang terjadi denganku, aku tidak akan mati kok," ujar Raebyung.

"Kau memang bosan hidup. Nah."

Aku memberikan permen lollipop kesayangannya untuknya. Raebyung langsung merebut permen itu dengan rakus dari tanganku.

"Jangan panggil aku ahjussi lagi. Aku bahkan lebih muda dari Sungmin hyung."

"Tapi tampangmu sudah seperti ahjussi."

"Ya! Kau..."

Aku heran kenapa ada setan yang menjelma menjadi si kecil ini. Tapi yang membuat aku kesal, dia selalu bersikap manis kalau ada Sungmin hyung di dekatnya.

"Ya~ Raebyung, aku mau minta tolong."

"Mwo?" tanyanya di tengah kesibukannya membuka bungkus lollipop.

"Jangan menyiksa Cho Sonsaengnim lagi. Dia kasihan, tau."

"Aha~ aha... aku tau. Ternyata ahjussi memang selalu mengintip kami belakangan ini, kan? Katakan, kau suka pada si ahjumma ya?"

"Jangan sok tau kau!"

"Aku kan tinggal lapor pada..."

Aku langsung membekap mulutnya. Bahaya... bahaya...

"Begini saja. Tutup mulutmu dan bersikaplah jauh lebih manis pada Cho Sonsaengnim, dan sebagai barternya... kau boleh datang kapan saja ke apartemen kami dan main semua game-ku sampai puas," tawarku.

"Oh, geuraeyo? Tunggu... tidak cukup adil, biar aku pikirkan lagi... bagaimana kalau... aku memesan Ryeowook hyung sebagai tambahan? Aku mau dimasakkan makanan yang enak-enak."

Dasar setan kecil. Aku lupa kalau dia juga suka sekali pada Ryeowook hyung yang selalu saja memanjakannya. Tapi kurasa Ryeowook hyung tidak akan keberatan kalau dimintai tolong...

"Arasso. Sudah puas?"

"Sudah."

Kalau dia sudah dewasa, pasti dia sudah kujitak sekarang.

"Kurasa sekarang kau harus minum teh. Aku akan panggilkan omma-mu."

Aku keluar kamar dan mendapati Leeteuk hyung, Sungmin hyung, Yensin dan Lee ahjumma masih mengobrol.

"Lee ahjumma, Raebyung sudah siuman," laporku.

"Oh, kalau begitu aku akan menyeduhkan teh untuknya," ucap Lee ahjumma.

"Aku akan membantu ahjumma dan menunjukkan cara menyeduh tehnya," ujar Leeteuk hyung sigap.

"Ka... kalau begitu aku permisi pulang dulu, Lee eomonim, Sungmin-sshi dan Leeteuk-sshi. Aku... kebetulan ada sesuatu yang ingin kukerjakan," kata Yensin.

"Tidak mau makan malam bersama dulu, Cho Sonsaengnim?" tawar Lee ahjumma.

"Ani... gomapsumnida, Lee eomonim, mungkin di lain kesempatan saja."

Lalu aku melihat Sungmin hyung mengangguk sejenak pada Leeteuk hyung yang dibalas Leeteuk hyung dengan senyum tipis. Berikutnya, Sungmin hyung sudah memberikan kunci Ford Leeteuk hyung untukku.

"Kyu, antar Yensin-sshi pulang," kata Sungmin hyung.

"Eh... eh... tidak perlu, aku bisa naik taksi."

"Ani, aku akan mengantarmu. Leeteuk hyung, pinjam ya," pintaku.

"Ne. nanti kalau sudah kau langsung pulang saja," ucap Leeteuk hyung.

Aku mengangguk dan menarik tangan Yensin yang masih setengah tidak mau kuantar pulang hingga keluar apartemen.

"Terima saja kenapa sih? Ford Leeteuk hyung lebih hangat daripada taksi."

"Tapi... Kyuhyun-sshi, aku ingin pulang ke sekolah dulu karena... ponselku tertinggal," sendat Yensin.

Yeoja babo ini...

"Bagaimana, sudah mengambil ponselmu?"

Aku menunggu Yensin di depan gerbang sekolah, kini kami berdua sama-sama membawa payung karena salju masih juga turun.

"Ng... sudah. Er... Kyuhyun-sshi, maukah kuajak menemui temanku?"

"Temanmu? Semalam ini?"

"Dia selalu ada disini kok. Ayo, temui dia."

Aku mengikuti langkah Yensin dengan kebingungan. Teman? Teman macam apa...

"Itu dia! Anyong, pohon ahjussi, ini Cho Kyuhyun. Kyuhyun-sshi, ini pohon ahjussi, sahabatku."

Aku mendengus dan tertawa kecil.

"Anyonghashimnikka, pohon ahjussi," ujarku sambil menundukkan badan menyalami si pohon tua.

"Kau tau, Kyuhyun-sshi, aku selalu istirahat siang di bawah pohon ini. Dia memang sahabatku yang terbaik."

"Hmm... pilihan yang bagus. Pohon ini pasti rindang."

"Ngomong-ngomong, hubunganmu dengan Raebyung..."

"Kau sudah tau kan kalau Raebyung itu keponakannya Sungmin hyung? dua tahun yang lalu, Raebyung dititipkan di apartemen kami selama tiga hari karena kedua orangtuanya berangkat. Kebetulan sekali waktu itu nyaris semua penghuni apartemen ini sibuk, jadi akhirnya kebanyakan akulah yang menemaninya," jelasku, "dan kau tau sendirilah betapa nakalnya dia. Tiga hari itu benar-benar jadi hari yang bagai neraka untukku."

"Oh, jadi begitu..."

"Ngomong-ngomong... apakah selain rindang... kau masih punya alasan lain untuk sering datang kesini?"

"Oh, ada. Aku sering curhat pada pohon ahjussi. Selain itu, lihat ini."

Aku berjongkok bersamanya di depan batang kokoh itu.

"Lihat ini? Tanda Mr. Smiley ini? Kupikir... siapapun yang mengukirnya, dia pastilah orang yang ceria dan baik. Melihat ukiran ini, aku jadi punya kekuatan untuk menghadapi sesusah apapun kehidupanku di TK ini," jelas Yensin.

Aku mendengus kecil.

"Oh ya, apa kau tau, Kyuhyun-sshi, pohon ahjussi sangat baik loh. Pernah suatu hari, aku kedinginan waktu tidur di bawah sini, dan dia memberiku jaket ini."

Yensin menunjukkan jaket oranye yang dipakainya. Aku kali ini benar-benar tertawa.

"M... mwo? Apa yang lucu?"

"Kau, babo. Mana mungkin pohon ahjussi bisa memberimu jaket? Sini aku kasih tau. Yang memberimu jaket ini adalah aku, jaket ini milikku."

Yensin kelihatan kebingungan menerima informasi ini.

"Dan ukiran Mr. Smiley ini adalah aku yang mengukir. Dan asal kau tau, aku sama sekali bukan anak baik waktu aku mengukir ini. Aku sering membolos dan keluar kelas untuk main disini. Yah, karena aku murid paling jenius, aku tidak dikejar-kejar untuk kembali ke kelas," jelasku.

"Ta... tapi... eoddeohke?"

"Nih, coba kau cium bau parfum di jaket yang kau pakai dengan parfumku sekarang di jaketku. Nih..."

Aku melangkah mendekat padanya, tapi Yensin malah berjalan mundur.

"Coba kau..."

"Gyaaaaaaaah!"

"Awas!"

Si babo ini entah terpeleset apa, untung aku berhasil menangkapnya sebelum jatuh. Tapi... dia sekarang menimpaku begini... kenapa aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, ya?

"Err... Kyuhyun-sshi, aku... aku tau... parfumnya... sama..."

"Baguslah kalau kau tau," tegasku.

Aku memandangi mata bulat besar yang ada di hadapanku sekarang, eh... ada di atasku. Aku merasa matanya indah sekali.

"Tapi... apa benar... selama ini Kyuhyun-sshi ada di sekolah kami?"

Aku tidak terlalu berkonsentrasi untuk menjawabnya. Aku memandangi hidung kecilnya yang mancung... bibinya yang kecil dan merah...

 

I'm the hero of life

I will get up once again

Shining dreams like gems

Call me

I'm the hero of dreams

I will run till the end

Now I'm not afraid

Because you're here by my side like so

"Aaargh, minahae!"

Yensin berdiri terburu-buru dan bersin setelahnya. Sial, apa sih yang kupikirkan sebenarnya! Aku ikut berdiri dan membersihkan salju dari jaket berharga Ryeowook hyung.

"Ayo kita pulang sekarang. Aku akan jelaskan di dalam mobil."

Aku duduk beristirahat di salah satu ruangan di TK. Syuting hari ini sudah selesai, akhirnya aku bisa beristirahat.

"Kyuhyun-sshi... aku boleh masuk?" Tanya Yensin, muncul di ambang pintu.

Aku tersenyum padanya, "boleh saja."

Yensin masuk dan menyodorkan minuman hangat padaku.

"Kau pasti lelah."

"Tidak juga, pasti kau lebih lelah. Oh ya, kenapa kau belum pulang?"

"Tadi menonton proses syutingmu."

"Oh... ngomong-ngomong... ada yang ingin kau lakukan malam ini?"

"Err... tidak ada. Waeyo?"

"Bagaimana kalau... kita pergi makan malam?"

Yensin kelihatan mengerutkan dahinya selagi berpikir. Aku melihat salju di rambut panjangnya yang hitam. Aku bangkit berdiri dan membersihkan salju-salju itu.

"Kau habis menemui pohon ahjussi ya?" tanyaku sambil tertawa ringan.

"Err..."

Tapi dia tidak menjawabku. Dia menundukkan kepalanya. Aku baru menyadari kalau Yensin cukup tinggi, seperti Xili tinggi badannya, jadi puncak kepalanya sekarang tepat di bawah daguku. Dia... sekarang terlihat manis. Aku meraih dagunya dengan tangan kananku. Kini aku bisa melihat wajahnya yang manis, begitu dekat denganku.

"Kyuhyun-sshi..."

"Ah, tunggu. Yoboseyo, Ryeowook hyung. m... mwo? Ne, aku akan pulang sekarang."

Yensin berjalan mundur dua langkah dariku.

"Waeyo?"

"Raebyung ada di apartemenku. Ayo, ikut ke apartemenku sekalian."

Akhirnya kami berdua malah buru-buru pulang ke apartemen. Aku ada perasaan buruk ketika tau setan kecil itu ada di apartemenku. Begitu membuka pintu, aku melihat ada tiga pasang sepatu: sepatu sport merah milik Ryeowook hyung, high heels hijau (berani bertaruh seribu persen itu pasti milik setan penggemar warna hijau si Yifang), dan sepatu kecil berwarna cokelat. Aku habis sudah. Ketika menuju kamarku, aku pasti harus melewati dapur, dan kulihat Ryeowook hyung yang memakai celemek cokelat, sedang sibuk memasak entah apa yang baunya sangat wangi dan menggiurkan.

"Ah, Kyu, mereka di kamarmu. Ngomong-ngomong, dia..." Ryeowook hyung kelihatan kebingungan memandangi Yensin.

"Ah, Ryeowook hyung, ini Cho Yensin, guru TK. Yensin, ini Kim Ryeowook."

"Ah, Ryeowook-sshi... se... senang sekali bisa bertemu denganmu secara langsung," kata Yensin sambil tergagap.

"Yensin-sshi, Senang bertemu denganmu. Yang di dalam yang akan kau temui itu pacarku, Mai Yifang, atau mungkin kau mengenalnya sebagai..." ucap Ryeowook hyung panjang.

"Ah, Mugung Hwa, kan? Aku juga bisa bertemu dengannnya?"

"Tentu. Ayo kita masuk, Yensin. Ini kamarku," ujarku sambil membuka pintu.

Tapi ternyata kamarku baru saja mengalami gempa bumi. Ada sesuatu yang gawat yang baru saja terjadi di kamarku. Jelas, ada sesuatu yang tidak beres. Kamarku biasanya rapi, warna pink dan biru milikku dan Sungmin hyung selalu saja tertata rapi, tapi kenapa kali ini...

"Yifang noona, aku menang lagi!"

"Ya~ kau, Raebyung, ayo battle lagi!" teriak Yifang.

"Oh, anyong, ahjumma, ahjussi, kalian sudah pulang!" sapa Raebyung.

Darahku naik ke ubun-ubun ketika melihat kedua bantalku masing-masing di tangan Yifang dan Raebyung. Yifang memandangiku dengan tampang innocent yang mirip sekali dengan tampang innocent Ryeowook hyung.

"Err... Kyu, selamat pulang."

"YIFANG NOONA! RAEBYUNG! APA YANG KALIAN LAKUKAN DI KAMARKU?" seruku membahana.

"Ryeowook hyung, tolong! Aku akan dibunuh Kyuhyun ahjussi! Ah, tolong Yifang noona juga!" teriak Raebyung sambil berlari menghindariku.

"Kyu-ah... jangan dong..." pinta Ryeowook sambil masuk ke kamar mengantarkan entah piring ke berapa makanan ke dalam kamarku.

"Hyung, jangan ikut membela setan kecil ini dong," pintaku sambil berlarian di seluruh penjuru kamar.

"Kan yang biasa jadi setan itu kau, Kyu. Kali ini biar kau ketemu lawan yang pas, hahaha..."

"Yah, hyung, jangan tertawa dong..."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun