Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] No Other, The Story [52/55]

6 Juni 2020   22:08 Diperbarui: 6 Juni 2020   22:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Hyung, bawa payung.  Menurut ramalan, hari ini kemungkinan salju pertama akan turun. Ini untuk bersiap-siap, oke?" ucap Wookie.

"Gomawo. Aku pergi jalan duluan kalau begitu."

Aku membiarkan saja kakiku melangkah menuju arah yang dia suka, toh aku tidak tau mau kemana. Aku melihat mini van Mimi sudah berjalan menjauh. Aku ingin waktu kosong untuk memikirkan... apa aku masih berani mendekati Julie? Dia sudah punya pacar... kenapa nasibku selalu begini? Selalu tidak bisa dengan mulusnya menyukai seorang yeoja dan memilikinya? Mungkin alasan Julie tidak membiarkanku dekat dengannya adalah... karena dia punya pacar? Hhh... Lee Donghae... dalam urusan cinta, kau tidak seberuntung seperti karirmu sepertinya. Ah... kenapa aku... bisa sampai disini? Aku... sudah berdiri berseberangan dengan tempat Julie mengajar kursus. Julie... aku tidak tau apa yang harus kulakukan... tolong beritau aku, tolong tunjukkan padaku, andaikan kau juga memiliki perasaan yang sama, mungkin aku berani untuk mengejarmu. Sebutir salju dingin yang jatuh ke pipiku membuatku menundukkan kepalaku. Ah, Wookie benar, hari ini turun salju. Aku akan istirahat sebentar di resto Italia itu dan makan sesuatu yang hangat. Aku makan pizza dan minum cappuccino, sambil sesekali memandang ke gedung di luar, siapa tau bisa bertemu Julie. Tapi langit sudah gelap ketika aku masih tidak melihat sosoknya dan akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Lagipula salju turun semakin deras dan aku kurang punya persiapan baju hangat malam ini. Begitu keluar restoran, aku sudah siap membuka payung. Tapi mataku beralih pada seorang yeoja yang berlarian di tengah turunnya salju. Dia sepertinya tidak memakai baju hangat yang cukup, bahkan tidak membawa payung. Dia juga tidak bisa berlari cepat dengan memakai high heels begitu, dan sosoknya... tunggu... itu...

"Julie?" cobaku, "JULIE?"

Dan yeoja itu terjatuh tersandung tumpukan salju di depannya. Aku berlarian mendekatinya, karena sekarang sosoknya sudah tidak jauh dari resto tempatku berdiri. Semakin aku mendekatinya, semakin aku yakin bahwa itu memang Julie. Dia memakai blazer biru safir hari ini, dengan high heels dan syal berwarna senada, rambut panjangnya jatuh menutupi wajahnya.

"Julie, gwaenchana? Apa ada yang terluka? Bisa berdiri? Kenapa kau berlarian disini?"

Aku tidak tau bagaimaa Julie harus menjawab, yang pasti aku sangat khawatir dengan keadaannya. Apa yang dia lakukan sebenarnya? Aku melihatnya terengah-engah dan aku membantunya berdiri. Tapi aku terkejut begitu melihat wajahnya: dia menangis! Dia meletakkan kedua tangannya di lenganku, seolah hanya mengandalkanku sebagai tumpuan berdirinya sekarang.

"Julie... Julie... waeyo? Ada yang sakit? Ayo pulang, aku akan membawamu ke Leeteuk hyung. dia bisa mengobatimu..."

"Dia mengkhianatiku."

Suara Julie yang bergetar ketika berbicara denganku membuat hatiku sakit. Air mata yang masih mengalir itu membuatku gelisah.

"Nugu?" tanyaku waspada.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun