"Sebenarnya... sebenarnya tadi aku jatuh, tapi School Infirmary terkunci jadi..."
"Apa? Dimana lukanya?"
Aku cepat-cepat mendatanginya dan melihat lututnya yang terluka. Ada sedikit darah mengalir dari sana.
"Maafkan aku."
Dengan cepat aku menggendongnya.
"Oppa!"
"Maaf tapi kau harus duduk."
Dia memeluk leherku saat aku mengantarnya ke bangku kosong.
"Untung ada aku disini. Dan kami punya kotak kesehatan khusus."
Aku ke pojok ruangan untuk mengambil kotak kesehatan darurat dan berlutut di hadapannya.
"Bagaimana kau bisa terluka begini?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!