Aku geleng-geleng kepala tapi mulai membuatkan minuman. Salahku juga sudah berjanji padanya. Habis mau gimana lagi, aku gusar sekali melihatnya menangis waktu itu. Seorang Manshi yang ceria, aku mana tega lihat dia menangis. Ihhhhhh... bau minuman ini agak menjijikkan, aku tak berani mencicipinya. Tapi kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi. Aku berikan minuman itu.
        "Yai... baunya kok aneh ya?" komentar Kibummie.
        Manshi sedikit mengernyitkan hidungnya ketika menghirup minuman itu, lalu matanya terbelalak ketika menelannya.
        "Manshi, gwaenchana???" tanyaku khawatir.
        "Aku tak apa... Cuma rasanya lebih pahit... pahit asam begitu. Tapi kurasa ini akan membantu," tegas Manshi.
        Aku dan Kibummie hanya bertukar pandang heran. Kami makin heran ketika Manshi minta minuman itu lagi, gelas kedua... ketiga... dan akhirnya pada gelas keempat, aku melihatnya sudah tak sanggup lagi.
        "Kenapa... kenapa aku masih belum bisa mencapai berat badan ideal? Aku ingin terlihat langsing seperti Aqian dan Xili..."
        "Kau tidak akan dapat semua itu dengan instant, Manshi, kau harus bertahan dengan pola dietmu. Dan tidak mungkin kau langsung langsing malam ini meski kau minum setengah lusin gelas minuman itu."
        "Dan juga tak perlulah sekurus Meifen dan Xili, itu tulang mereka kecil. Kau bukan mereka. Jadilah dirimu sendiri," nasehat Kibummie.
        "Tapi aku ingin lagi... lagi, Yifang..." pinta Manshi.
        Tapi dia sekarang setengah tergeletak di counter. Aku menggelengkan kepalaku.