Mohon tunggu...
Muhammad Nawir
Muhammad Nawir Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengabdi untuk "BankSaku"

3 September 2018   23:19 Diperbarui: 3 September 2018   23:39 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu siapa saja para petinggi negeri yang diduga kuat terlibat? Nama-nama yang diduga mendapat uang panas dan akan segera diperiksa oleh KPK di antaranya adalah mantan Mendagri Gamawan Fauzi, Gubernur aktif Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hingga mantan Ketua DPR Setya Novanto. Dalam proyek ini negara merugi hingga Rp 2,3 triliun!

4. Korupsi SKL BLBI

Inilah kasus korupsi yang paling merugikan negara hingga saat ini. Cukup rumit sebetulnya untuk menguraikan secara pasti kronologis kasus ini. BLBI adalah program pinjaman dari Bank Indonesia terhadap bank-bank yang mengalami masalah pemenuhan pembayaran kewajiban yang erat kaitannya dengan krisis moneter tahun 1998. Bank yang menerima bantuan likuiditas dari Bank Indonesia tersebut tentu saja harus melunasi pinjaman yang diterima. Apabila resmi selesai melunasi, bank tersebut akan diberi Surat Keterangan Lunas SKL.

Hanya saja, masalah terjadi manakala Bank Dagang Nasional Indonesia, yang saat itu pemegang sahamnya dikendalikan oleh Sjamsul Nursalim, masih punya kewajiban untuk membayar Rp 3,7 triliun, padahal ia telah menerima SKL BLBI. Nah, tunggakan tersebut yang hingga kini tak pernah dibayarkan dan menjadi kerugian negara, menurut KPK. Tentu saja ada permainan pejabat tinggi dalam kasus ini, hanya saja hingga kini masih belum diketahui pasti.

Itulah beberapa kasus korupsi yang membuat Indonesia seakan dicap sebagai negara korup. Teranyar, Indonesia sedang digemparkan dengan masalah korupsi massal yang terjadi di badan pemerintahan Kota Malang, sebanyak 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang dan Wali Kota non-aktif Kota Malang terseret dalam kasus ini.

Pertanyaan selanjutnya adalah kenapa bisa para koruptor terus menjalankan aksinya walaupun sudah banyak tersangka korupsi ditangkap gara-gara tindak pidana korupsi?

Berikut adalah beberapa faktor kenapa korupsi tumbuh subur di Indonesia:

  1. Korupsi berjalan sebagai suatu sistem yang dikerjakan secara berjama'ah dan sangat rapi.
  2. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.
  3. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
  4. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
  5. Lemahnya ketertiban hukum. Ketertiban hukun di Indonesia ini dapat diibaratkan seperti pisau.
  6. Lemahnya profesi hukum. Rakyat mudah dibohongi oleh para pejabat, seperti halnya pada saat pencalonan seorang pejabat, baik itu presiden, DPR, bupati, dll. Mereka akan mau memilih calon tersebut apabila mereka diberi imbalan uang (money politic).
  7. Ketidak adaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau "sumbangan kampanye".
  8. Kurangnya keimanan dan ketakwaan para pemimpin dan birokrat negara kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Banyaknya kalangan elite pejabat negeri ini yang terlibat dalam kasus korupsi seolah-olah membuat kita berpikir apakah mereka sudah lupa bahwa mereka pernah bersumpah akan mengabdi pada bangsa ini? Seolah-olah sumpah itu hanya diucapkan di lisan saja dan di dalam hati mereka lain lagi.

Mungkin dalam hati mereka, mereka berucap "Mengabdi untuk Bank Saku". Tidakkah mereka sadar, bahwa sumpah itu adalah sebuah perjanjian dengan Tuhan. Tidakkan mereka sadar, jika sumpah yang mengatasnamakan Tuhan dilanggar, maka akan ada musibah yang akan datang kepadanya. 

Jika musibah itu sudah datang, bukan hanya mereka para pelaku korupsi yang kena. Melainkan rakyat yang uangnya dicuri pun akan merasakan akibat kemarahan Tuhan. Sebagai bangsa yang besar dan sedang meniti jalan menuju sebuah kemajuan, kita harus bersinergi untuk menghilangkan Budaya Korupsi di tanah air ini. Sehingga pencapaian-pencapaian yang ingin kita raih dapat kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun