Mohon tunggu...
Siti nurjanah
Siti nurjanah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suka melakukan perjalanan, baca buku, nonton film atau drama juga mendengarkan musik. - Nulis juga di : https://www.stnurjanahh.com - IG dan Twitter : @st_nurjanahh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sempurnakan Perjalanan dengan Perlengkapan yang Tepat

9 Januari 2018   22:33 Diperbarui: 23 Januari 2018   23:55 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya rasa takjub ketika menatap samudera awan yang membingkai panorama Gunung Sumbing dan Sindoro di kejauhan dari puncak Gunung Prau tempat Saya berpijak. Mentari pagi yang memancarkan keindahan, tak membuat goyah untuk beranjak meskipun udara dingin serasa menusuk dan menembus pori-pori kulit, sekalipun sudah berlindung dibalik mantel hangat. Menyaksikan kecantikan alam sepeti itu, rasa pegal ataupun letih selama pendakian seakan terbayarkan.

Perjalanan ke Gunung Prau tidak bisa dianggap enteng, walau terbilang dibawah ketinggian 3000 tidak bisa memandang sepele. Melalui tanjakan, jalan yang kurang bersahabat pasti akan selalui ditemui di jalur manapun yang dilalui. Namun, selama toleransi kawan tetap ada itu tentu menjadi sebuah motivasi tersendiri untuk tetap semangat melangkah.

Dari informasi yang Saya dapatkan, sebenarnya Gunung Prau memiliki 8 jalur pendakian, yaitu patak banteng, dieng, wates, kalilembu, dwarawati, kenjuran, campurejo, dan pranten, namun hanya jalur via patak banteng, wates dan dieng yang banyak digemari pendaki.

Diskusi Kami lakukan sebelum menentukan jalur mana yang akan dilalui, berhubung saat itu cuaca tidak bersahabat, jalur petak banteng pun tak memungkinkan karena rentan dengan longsor sedangkan Wates terlalu jauh untuk lokasi Kami saat itu, maka jalur Dieng yang menjadi pilihan meskipun membutuhkan waktu lebih panjang, tapi hal itu di imbangi dengan pemandangan indah yang tersaji.

Perjalanan awal Kami disambut oleh jalan yang cukup mulus dengan kanan kirinya adalah hamparan perkebunan sayur yang sangat luas dan tumbuh subur. Sepanjang jalur masih terbilang cukup bersahabat sebelum kemudian mencapai Pos I (Gemekan) yang menjadi batas vegetasi antara ladang penduduk dan kawasan hutan.

Menuju Pos II yang dikenal dengan (Semendung) medan untuk berpijak berubah menjadi tanah liat, jalanan masih cukup landai. Tanda dari jalur ini adalah sebuah tugu yang menjadi batas wilayah antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Batang.

Setelah melewati pos II, jalanan akan terasa lebih menanjak dari sebelumnya. Pemandangan masih berupa barisan pohon-pohon pinus yang berdiri kokoh, tampak indah dan memberi kesejukan di sekitarnya. Lebih istimewa, di sepanjang perjalanan, akar-akar pohon pinus yang timbul ke permukaan tanah cukup membantu untuk menjadi pijakan ketika melangkah, terlebih kontur tanah yang tidak rata dan agak menanjak. Tak jauh dari area hutan pinus, kemudian menemukan pos III (Nganjir).

Karena Kami melakukan pendakian disiang hari, menjelang sore bahkan, di perjalanan menuju puncak inilah Kami menikmati keindahan sunset dari ketinggian. Di jalur ini cukup membutuhkan stamina yang lebih, karena harus melewati beberapa tanjakan tajam pada beberapa titik, diperkirakan kemiringan lahan kurang lebih mencapai lebih dari 50 derajat. Setelah melewati Tower Repeater, dengan hamparan padang rumput yang luas serta melintasi punggungan bukit, itu berarti lokasi camp sudah cukup dekat.

Menjelang Sunset di Prau
Menjelang Sunset di Prau
Menatap keindahan malam bertabur bintang di alam maha luas begitu menakjubkan. Seakan tak ada sekat dengan langit dan ingin memetik kerlap kerlipnya. Namun pada kemudiannya, setelah tenda telah rapi berdiri, Kami lebih memilih untuk berlindung di dalamnya. Karena sungguh udara diluar sangat dingin bahkan mencapai 15 derajat celcius.

Sebelum fajar menyingsing, usai melaksanakan shalat subuh Kami bergegas menuju perbukitan yang tidak jauh dari tempat camping dimana banyak pendaki menyebutnya sebagai titik puncak Gunung Prau yang menjadi tempat favorite menanti sunrise terindahnya.

Melangkah bersama dengan orang-orang yang benar-benar satu team, saling berbagi dan tidak egois itulah poin penting terlebih di belantara perjalanan yang banyak resiko. Ah, kebersamaan itu yang Saya rasakan sangat melekat istimewa ketika mendaki ke Gunung Prau.

Saya ingat sekali, saat perjalanan hendak turun di perbukitan teletubies Gunung Prau tepatnya. Entah apa sebabnya, langkah Saya tersingkap dan jatuh. Kontan itu membuat teman lain terlihat khawatir, termasuk pendaki lain yang coba membantu.

Tapi beruntung, sepertinya hanya terkilir sedikit. Setelah meluruskan kaki dan di urut-urut sebentar Sayapun kembali dapat melangkah. Bisa juga itu akibat nyeri otot sehingga sarafnya jadi agak tegang.

Sesampainya di pos bawah, setelah melakukan peregangan atau stretching ringan, baru kemudian Saya mengoleskan krim otot pereda nyeri Geliga, Baik di bagian kaki, juga sumber pegal di punggung hingga pundak sehabis memikul muatan tas carrier yang kapasitasnya puluhan liter.

Kemasan Geliga Krim terbilang sangat praktis sehingga mudah saat penyimpanan ataupun ketika digunakan. Tidak lengket, dengan panas yang pas tapi tidak menimbulkan noda pada pemakaian.

Diproduksi oleh PT. Eagle Indo Pharma, Krim Otot Geliga telah terdaftar di BPOM. Pada setiap 1 gram mengandung 140 mg methyl salicylate dengan manfaat langsung bekerja mengobati area yang terasa sakit. Serta adanya 160 mg menthol yang memberikan sensasi dingin sehingga dapat mengalihkan rasa nyeri yang terasa, disamping itu bahan ini bersifat analgesik alami untuk pereda nyeri. 

Melakukan pendakian gunung, menjadi suatu aktifitas yang terbilang ekstrim dan lekat dengan nuansa alam liar, maka diperlukan adanya persiapan yang matang. Mulai perencanaan pendakian (mengenal teman seperjalanan, mencapai dan menuju lokasi tujuan, memahami dengan cermat medan jalur yang akan dilewati). Berikutnya perlu kesiapan fisik dan mental (usahakan tidak dalam keadaan kurang fit, rutin berolahraga atau latihan fisik sebelum naik gunung). Dan tidak kalah penting adalah perlengkapan yang mencukupi selama pendakian (mulai dari perlengkapan pribadi, kelompok hingga obat-obatan untuk menunjang kelancaran perjalanan).

Beberapa persiapan Perlengkapan Mendaki
Beberapa persiapan Perlengkapan Mendaki
Perjalanan mendaki gunung, bukan sekedar untuk pamer semata, bukan juga menaklukannya hanya untuk mengejar ambisi. Karena sampai kapanpun, gunung tetap istimewa dengan segala hal menarik di baliknya. Sebaliknya, sebuah perjalanan membuat Kita akan lebih banyak bersyukur atas segala keindahan semesta yang Tuhan telah ciptakan tanpa mengabaikan keselamatan maupun kesehatan bagi diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun