Mohon tunggu...
Siti nurjanah
Siti nurjanah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suka melakukan perjalanan, baca buku, nonton film atau drama juga mendengarkan musik. - Nulis juga di : https://www.stnurjanahh.com - IG dan Twitter : @st_nurjanahh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Saatnya Pegang Kendali Berwisata Pintar Menelusuri Cirebon Bersama Danamon

22 Juni 2017   23:41 Diperbarui: 22 Juni 2017   23:52 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama masjid ini sendiri diambil dari kata "sang" yang artinya keagungan dan "cipta" yang artinya dibangun, sedangkan "rasa" yang artinya digunakan.   Sehingga memiliki arti makna tempat yang digunakan untuk mengagungkan (Tuhan). Di dalam masjid terdapat tiang yang disatukan dari sisa-sisa kayu, konon memiliki filosofi bahwa persatuan yang kokoh, bisa menopang beban seberat apapun. Hal unik lainnya adalah tidak seperti masjid pada umumnya, Masjid Sang Cipta Rasa ini tidak memiliki kubah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Selepas menunaikan shalat di Masjid bersejarah Kota Cirebon, Kami pun berjalan menuju kawasan Keraton Kesepuhan Cirebon yang lokasinya memang tidak terlampau jauh dari Masjid Sang Cipta Rasa. Keraton ini merupakan keraton tertua dan terluas diantara yang lain di Cirebon. Ketika memasuki wilayah Kasepuhan, di sambut dengan bangunan bergaya candi yang terbuat dari bata merah yang disebut Siti Inggil(tanah yang tinggi). Di pelataran itu, ada beberapa pendopo joglo tempat dahulu keluarga Raja beserta Patih dan para punggawa berkumpul. 

Menuju bangunan yang disebut Jinem Pangrawit, ada banyak tempelan hiasan keramik yang mengukir kisah para nabi yang justru keunikannya diambil dari Al-Kitab. Akulturasi yang terdapat dalam bangunan ini tidak sekedar berpadu antara kebudayaan Jawa dengan kebudayaan Sunda saja, tapi juga dengan berbagai kebudayaan di dunia, seperti Cina,India, Arab, dan Eropa.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Perjalanan selanjutnya, Kami menuju Keraton Kanoman dengan menggunakan becak dengan jarak tempuh kurang lebih 15 menit. Sayang lokasi ini agak tertutup karena cukup dalam. Untuk menuju kesana Kami harus melewati pasar Kanoman yang riuh ramai. Keraton Kanoman di dominasi oleh warna putih. Disalah satu sudutnya terdapat tempelan piring-piring warisan dari masa Tionghoa.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Menuji ruang singgasana terdapat ukiran yang menyerupai awan bergumpal-gumpal, hal ini menjadi dasar design batik khas Cirebon yang dikenal dengan Mega Mendung. Di belakang Keraton, Kami menjumpai beberapa sumur yang dianggap kramat seperti Sumur Jodoh, Sumur Kejayaan dan Sumur Pengantin dimana disetiap areanya memiliki khasiat kepercayaan masing-masing bagi masyarakat setempat.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sebelum menjelang petang, Kami pun menuju Gua Sunyaragi Berasal dari bahasa sansekerta nama "Sunyaragi" sendiri berasal dari kata "sunya" yang artinya sepi, dan kata "ragi" yang artinya raga untuk itulah tempat ini difungsikan sebagai tempat pertapaan sekaligus tempat pelatihan tentara kesultanan Cirebon dahulu kala.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dahulu kompleks Gua ini kelilingi oleh sebuah danau yang kini telah mengering. Menelusuri beberapa sudut kedalam Gua akan menimbulkan decak kagum, karena bentuknya yang unik dan rumot dengan beberapa lorong ibarat labirin. Desain yang mendominasi adalah motif mega mendung dimana bebatuannya itu dibangun dari tumpukan karang. Dalam satu kompleks terdapat beragam macam Gua seperti Gua Pengawal, Gua Simanyang, Gua Langse, Gua Peteng dan lain sebagainya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Menjelajahi Cirebon, kurang lengkap jika tidak mencicipi kuliner khasnya. Singgah di sebuah rumah makan yang menyediakan Empal Gentong sebagai menu berbuka puasa. Rasanya cukup gurih dengan kuah kuning kental yang merupakan campuran kunyit kuning dan santan serta rempah-rempah.

Bapak Djulianto Susantio merupakan seorang Kompasianer senior yang pernah mendalami ilmu arkeologi berbagi informasi bahwa arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lalu melalui rekonstruksi sejarah, kebudayaan dan cara-cara hidup manusia di masa lampau. Indonesia ibaratnya harta karun yang menyisakan banyak kilas balik sejarah, hal ini kian terbukti dengan banyaknya penemuan dan artefak di penjuru Nusantara. Cirebon pun salah satunya dimana ada peninggalan budaya Hindu dan Indonesia yang mengakar kuat di beberapa lokasinya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Banyak cara, untuk menuju destinasi yang Kita inginkan. Jika via darat Saya biasanya paling favorite menggunakan transportasi kereta api. Nah, reservasi melalui fitur dengan Danamonpun kini semakin memudahkan, yakni melalui Danamon Online Banking melalui https://www.danamonline.com . Caranya sebagai berikut : 

1. Pesan tiket di web KAI dengan klik 'pesan' jadwal yang di inginkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun