Bulan Juni sangat kental dengan sosok Soekarno, Sang Putra Fajar. Pertama, tanggal 1 Juni, disepakati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Ini untuk mengingatkan kembali pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945, di hari ketiga sidang BPUPKI yang sedang membahas Welthanchaung atau Dasar Negara. Dalam pidato itulah Soekarno mengintroduksi Pancasila, sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Paduka Tuan Ketua Yang Mulia!
Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Saya akan menepati permintaan Paduka tuan Ketua yan mulia. Apakah permintan Paduka tuan Ketua yang mulia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta kepad sdang Dkuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nati akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini. Dst...
Tak berlebihan kiranya dengan tiga peristiwa besar itu, Bulan Juni disepakati sebagai Bulan Bung Karno! Banyak kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat untuk mengenang Soekarno dan perjuangannya. Ada yang upacara, pidato dan doa bersama maupun pawai. Namun, ada baiknya di bulan Juni - Bulan Bung Karno ini, menyempatkan ziarah di Makam Bung Karno.
Untuk mengenang jasa beliau yang demikian luar biasa untuk bangsa ini sekaligus mendoakan beliau agar mendapatkan tempat yang layak sesuai jasa dan amal ibadahnya.
Makam Bung Karno
Berbeda dengan pahlawan lainnya (bahkan Soekarno adalah Proklamato) Soekarno tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Makam Soekarno ada pemakaman biasa. Letaknya di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Tidak sulit untuk mencapainya.
Dari arah Malang, saat masuk Garum, belok kanan ikuti petunjuk jalan. Langsung menuju ke Kompleks Makam Bung Karno. Jalur ini searah dengan jalur menuju Kompleks Candi Penataran, candi terbesar di Jawa Timur. Sesampai di lokasi, Bus rombongan dan mobil pribadi harus parkir di ”terminal” yang telah disediakan. Untuk menuju makam tersedia angkutan Becak Shuttle yang siap antar jemput dari ”terminal” ke makam dan sebaliknya.
Jaraknya tidak jauh, tapi cukup lelah juga berpanas ria jika berjalan kaki. Tapi pada saat tertentu mobil pribadi dan motor bisa lebih mendekat ke lokasi makam. Mobil dan motor bisa dititipkan di parkir umum di sepanjang jalan yang melingkari kompleks makam dikelola warga. Lumayan, tidak terlalu jauh bila jalan kaki. Dan jangan lupa cari tempat parkir yang menyediakan kamar mandi.
Makam Bung Karno dibangun di atas tanah seluas 1,8 ha. Di areal yang tidak terlalu luas ini, selain makam terdapat Museum Bung Karno dan Perpustakaan. Boleh jadi, saat ini, Makam Bung Karno termasuk ikon wisata religi Kota Blitar yang cukup diandalkan. Saya memasuki kompleks Makam Bung Karno dari arah Selatan. Turun tangga dan memasuki kawasan Museum.