Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepada Para Kompasianer ASN

28 Januari 2020   13:53 Diperbarui: 28 Januari 2020   14:08 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kulihat, banyak Kompasianer yang ternyata adalah ASN (aparatur sipil negara). Begitu pula kawan-kawan sesama blogger, tidak sedikit di antaranya yang merupakan pegawai pemerintah, entah PNS atau PPPK. Di era digital ini, peluang di internet memang begitu menggiurkan. Kerja lebih santai, semua bisa diatur sendiri tanpa masalah dengan jarak.

Tak melulu soal uang sih, bisa jadi sekadar melampiaskan hobi. Apa pun itu, aku berharap mereka tidak seperti ASN (nyambi atau tidak) yang selama ini bikin rusak citra.

Karena memang sungguh, di sekelilingku lebih banyak ASN yang enggak banget dibanding yang lurus-lurus aja. Misalnya yang secuil ini:

ASN 1

Kami bertetangga puluhan tahun, sejak aku masih anak-anak. Tapi setelah aku punya anak, baru kutahu kalau dia ASN. Selama ini duduk-duduk di depan rumah. Belanja pagi, ngobrol, duduk-duduk. Sore duduk-duduk lagi.

Kemudian kakakku bilang, coba lihat kalau tanggal muda, dia pasti enggak duduk-duduk lagi. Ternyata benar. Ke mana? Ambil gaji di Kehutanan!

ASN 2

Percaya gak percaya, setiap masuk ke gedung di Kotabaru itu, aku baca ayat kursi. Tujuannya supaya hatiku tenang berhadapan dengan makhluk Tuhan yang sungguh ajaib.

Ketika kita datang, mereka sibuk haha hihi dari meja ke meja. Bagi-bagi camilan, goda menggoda. Begitu aku mendekat, butuh informasi, mukanya pada masam. Merasa terganggu. Tahu-tahu sok sibuk buka-buka arsip. "Ke sano be, tanyo ibuk tu!" lempar sana lempar sini.

Sebabnya? Aku gak bawa amplop atau kado. Spanduk ngejreng "dilarang memberi dan menerima suap" yang menyambut di depan hanyalah pencitraan gembel.

ASN 3

Aku pernah bekerja sebagai desainer grafis. Dipecat karena keseringan menolak proyek. Sebab yang disebut proyek adalah meladeni konsumen yang minta ganti tanggal KTP (dulu KTP masih manual, ada kedaluwarsanya), minta edit kopian STNK, bajak buku, dan job laknat lainnya. Pernah kutuangkan di blogku ceritanya, jadi malas mengulang lagi.

Pemilik perusahaan ini, setiap hari bekerja keras. Tapi sekira pukul 7 dia pakai seragam rapi, pergi entah ke mana. Jam 9 pulang, urus usaha lagi. Sore nanti dia hilang lagi sebentar, lalu muncul kembali.

Usut punya usut, ternyata dia ASN yang datang ngantor hanya untuk tanda tangan.  

ASN 4

Setiap ke BPN, orang-orang bertanya tentang nama ini. Sudah 2 tahun lebih aku mengurus dokumen yang tak kunjung tuntas, dan nyaris setiap ke sana orang datang mencari si pemilik nama. "Kapan tanah kami diukur?"

Yang dicari tak pernah muncul. Aku pun tak tahu yang mana orangnya. Yang jelas saat pertama mendapat nomornya, tak sekalipun ia membalas telepon, SMS, maupun chat dariku.

Seperti yang lain, tanah kami juga tak kunjung diukur. Baru setelah tiga bulan dan aku merasa muak. Kuunggah gambar kwitansi ke IG, lalu mention ke pusat. Hari itu juga dia menelepon dan datang ke lokasi.

ASN 5

... sudah ah, ghibah tros! Aku cuma berharap, ASN yang suka nulis dengan atau tanpa alasan cari tambahan di berbagai platform, supaya tidak seperti mereka yang sudah kusebutkan di atas.

Sudahlah kalian ikut nimbrung di lahan penulis (oh ini intinya!), kerjaan utama malah terbengkalai. Dosa sama negara loh, Bro/Sis! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun