Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tidak Ada Karyawan yang Resign Karena Pekerjaan

19 Januari 2020   21:39 Diperbarui: 9 Maret 2020   08:45 6853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kata-kata dari Tom McFile. (sumber: facebook.com/tommcifle)

Ilustrasi kata-kata dari Tom McFile. (sumber: facebook.com/tommcifle)
Ilustrasi kata-kata dari Tom McFile. (sumber: facebook.com/tommcifle)
Suatu hari, beberapa orang masuk ruanganku. Oleh atasan, mereka dimarahi di depanku. Tak tega kulihat wajah mereka. Dan aku sangat ingat betapa orang yang paling kusayang dan kuhormati ini pernah berkata, "Jangan marahi anak di depan temannya! Itu bisa meruntuhkan harga dirinya."

Aku yang memegang ucapannya, bukan dia.

Maka pada momen itu aku berjanji dalam hati, kalau sampai aku diperlakukan seperti itu, aku akan keluar dari sini!

Sekira satu atau dua bulan kemudian, aku dipaksa memenuhi janji itu.

Setelah menganggur di rumah, hal pertama yang kukhawatirkan adalah suntuk. Bayangkan, 7 tahun pergi pagi pulang siang/sore, tahu-tahu harus berdiam di rumah.

Kekhawatiran tinggal kekhawatiran, nyatanya kian hari aku kian menikmati kenyamanan di rumah. Sisi introvert-ku seolah mendapat ruang untuk dilampiaskan sejadi-jadinya. Buku, laptop, buku, laptop... senangnyaaa.

Lalu bagaimana dengan pemasukan? Aku tawakal aja sih. Toh nafkah rumah bukan tanggunganku. Alhamdulillah aku dikaruniai suami yang bertanggung jawab. Meski nafkah darinya tidak berlimpah-limpah, minimal stok kopiku aman.

Dan nyatanya rezeki memang bukan di tangan bos. Dengan menekuni hobi, justru aku bisa menghasilkan dari rumah. Tak perlu pergi pagi pulang sore, tak perlu memikirkan seragam. Bahkan saat aku sedang malas menerima job, ya kutolak saja.

Bisa dibilang, saat ini aku telah sampai pada jabatan idaman yang kuimpikan sejak dulu; jadi bos bagi diriku sendiri. Tapi karena pengalaman, keahlian dan minatku jelas beda dengan orang lain, aku tak merasa perlu membagikan tips semacam itu pada siapa pun.

Ketika seorang teman yang lain curhat soal tempat kerjanya. Aku tetap menyemangatinya untuk bertahan, jika itu masih nyaman untuk diteruskan. Jika tidak, untuk apa mengorbankan diri? Duit tak dibawa mati. Tapi sakit hati bisa bikin mati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun