Pilu-pilu dalam lemari
ngilu dan membiru
membeku bersama huruf-huruf yang mendekam dalam diari.
lelaki menari. Merintih
bersama belati rindu yang masih tancap di dasar paru.
Lelaki nyaris mati
terbunuh ulu hatinya sendiriÂ
menusuk-nusuk saban sunyi
duri rindu yang membelukar dan mulai membelilit
Masih
seperti batu. Â Ia menyumpahi waktu
dengan lagu-laguÂ
yang semua nadanya mengamuk menampari malam
Amuk sunyi memporak-porandakan hati lelaki, jerit rindu ngepul dari dedebu diari yang tertancap di hujung belati.
Lelaki itu hampir mati.
Tersalib oleh hatinya sendiri.
Samosir, medio Januari '19
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!