Mohon tunggu...
Erwin Noviawatii
Erwin Noviawatii Mohon Tunggu...

Ilmu Komunikasi C -Fishum-UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta-sulit memahami karakter orang, harus belajar mengendalikan emosi ketika banyak mendapat tekanan..belajar mulai dr sekarang agar berguna kelak jika berada dmanapun,kpanpun,dan brsama siapapun @2013

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Papa dan Cinta Pertamaku

23 Oktober 2014   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Tetep cantik sih Ren”

“ Hus Dila cuma boleh buat aku yaa! Ngerti?!!”

Dila nampak berbeda hari itu, raut wajahnya pucat. Mungkin sakit? Dila hanya berlalu dan menghilang masuk ke ruang kepala sekolah.

“ Heh Ve, Dila lagi sakit yaa?” tanyaku pada Vee, teman sekelas Dila.

“ Emm ngga tau, pendiem sih dia kak”

Dila memang tak pernah terlihat bergerombol dengan teman-temanya. Sungguh dia sangat berbeda. Sangat misterius dan itu semakin membuatku bersemangat menelisik jauh tentang dirinya.

Gara-gara Dila aku jadi lupa kasus ayah yang saat ini sedang panas. Dia penghiburku. Peng-alih duniaku. Untung tak ada teman yang menyadari kasus ayah, maklum mereka pelajar badung yang tak mau tau urusan negara. Aku agak senang mengetahui kenyataan tentang mayoritas anak-anak disini. Walau itu buruk.

-------

Malam ibu kota nampak kejam. Puluhan gelandangan terlelap dibawah jembatan layang. Aku dan Mama sama-sama diam. Mama terlihat melamun menatap keluar jendela mobil. Beberapa pertanyaan dari KPK tadi sore membuat Mama benar-benar tak berdaya, apalagi Papa masih buron dan entah dimana. KPK masih memburu keberadaanya. Aku hanya bisa diam. Tenggorokanku terasa ngilu saat ingin melontarkan kata-kata, takut Mama tambah sedih, tapi aku tak kuat. Pecah juga hening malam ini.

“ Papa masih buron Ma?”

“ Emmh” angguk Mama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun