Pak Nasri; " Beres!, tenang aja, Mo! ".
" Besok waktu sahur, traktir ngopi lagi ya Mo! Hee... " (Sodrun nyeletuk sambil bersalaman dengan sahabatnya; Paimo, yang berpamitan).
Waktu sudah mendekati pukul 03:57 menit untuk wilayah Indramayu-Cirebon. Paimo sedang khusuk browsing mencari-cari info terkait pesantren " NGALAH " Â desa Gumbeng, kecamatan Dadi Rameh, Jawa Tengah, milik Kyai Arif Taqdirillah.
" Passs!, cocok... oiiiy " (suara Paimo seperti sedang menemukaan barang yang dicarinya).
" ketemu juga, ohhh... ternyata jadwal pesantren kilat di pesantren  " NGALAH " itu sampai tanggal 21 Romadlon, ok...ok " (Paimo, berdialog sendiri dengan waktu).
" Imsak!, Imsak!.... " terdengar suara seperti sirine kebakaran dari Majlis Nahdlotur Rijal meraung-raung memberi peringatan bahwa sebentar lagi bagi kaum Muslimin yang sedang melaksanakan ibadahqqqqqq puasa untuk segera stop dari santap sahur.
Waktu terus merangkak, dan jari-jemari Paimo masih menaik turunkan layar Android Redmi5-nya, entah apa lagi yang bikin penasaran dari pesantren " NGALAH ".
" waduh kelewat sholat tahajud ", (Paimo mengerutkan matanya, memandangi jam dinding rumahnya, ia seperti lupa pada perangkat yang sedang ia pegang juga memiliki aplikasi yang menunjuk waktu. Waktu sudah memilih angka 04.21, satu menit lagi adzan shubuh. Usaha Paimo ternyata tidak berbanding lurus dengan usahanya " mendekati " Tuhan.
#H+17
Lepas Tarawih kaum muslimin kampoeng Kroya sudah hampir memenuhi rumah dan halaman  bapak guru Rangga Hadinata. Malam ini jadwal safari Romadlon sekalian dirangkap dengan acara peringatan malam Nuzulul Quran. Diantara jamaah yang sudah berbaris di halaman rumah bapak Rangga, adalah Sodrun. Namun tidak seperti jamaah yang lain, Sodrun seperti tidak tenang, kepalanya tolah-toleh kebelakang-kedepan, dan kesamping. Sodrun, rupanya mencari-cari sahabatnya: Paimo. Di kedai kopi pak Nasri, Paimo sudah bilang akan hadir ketika jadwal safari di rumah bapak Rangga. Lebih-lebih jadwal taushiyah pada malam 17 Romadlon ialah Ustadz Dilanuddin; yang notabene ustadz favorit Paimo, katanya Ustadz Dilan ketika menerangkan hukum langsung plek-plek enak didengar, disamping ada jok-jok segar humor, tapi tidak terkesan ngelawak.
Hadirin dan semua tamu undangan sudah hadir, namun batang hidung Paimo tidak terlihat.