Tiktok shop memang mencari wadah baru bagi pemburu belanja barang di toko online. Tiktok shop sejatinya pengembangan lanyut dari aplikasi sosial media yang berbasis video. Dikembangankan oleh Zhang Yiming yang merupakan pendiri ByteDance Technology merambah menjadi aplikasi yang poluler di dunia. Ditambah dengan fitur live shop dimana pengguna bisa melihat secara langsung penjual menjajakan barang dagangannya dan bisa tawar menawar tanpa harus malu menawar rendah.
Penulis sendiri tertarik menginstal aplikasi ini karena fitur ini. Fitur yang katanya memberikan atau menjual barang dengan kondisi real sesuai dengan kenyataan kondiri barang tersebut. Dengan live yang disiarkan oleh pembeli kita bisa langsung melihat kondisinya dan hanya mengklik keranjang kuning makan barang sudah bisa kita terima dengan pembayaran yang mudah dan cepat.
Kemudahaan ini rasanya memberikan efek pada calon pembeli tidak lagi mau bersusah payah mengeluarkan kendaraanya dari dalam garasi demi mencari barang idaman. Hanya berbaring diranjang scoll dan lihat livenya, clingg masukkan ke keranjang, transfer, selesai. Dan semudah itu lah transaksi jual beli di tiktok shop.
Namun apa dampaknya untuk UMKM yang belum bisa menyesuaikan dengan perubahan gaya berbelanja maysarakat dewasa ini? Meraka seperti tenggelam dengan kehadiran tiktok shop. Para pemilik toko yang belum terbiasa dengan berjualan di depan kamera harus rela kehilangan pelanggan karena pelanggnya tidak ingin kelaur rumah untuk mengunjungi toko secara langsung.
Kemudian bagaimana dengan wacana tiktok shop yang ingin dihapuskan? menurut penulis ini merupakan langkah yang tidak tepat. Hal ini seperti TV rusak tidak bisa menayangkan sesuatu langsung di ganti dengan TV baru, padahal cukup memperbaiki arah parabolanya saja TV kembali bisa menayangkan hal yang diinginkan. Begitulah pengibaratannya dengan solusi penghapusan tiktok shop.
Menurut penulis yang harus diperbaiki adalah sistem dan kemampuan penggunanya. Kurangnya literasi penggunaan teknologi untuk seluruh kalangan UMKM terutama di kota kota kecil masih menjadi alasan besar mereka tidak bisa menyesuaikan dengan gaya jualan zaman kini. Mereka lebih memilih berjualan dengan gaya old. Menunggu pelanggan dari pagi sampai sore di toko. Padahal jualan bisa dimana saja dan kapan saja selagi memilki kuota internet.
Perlunya perbaikan sistem oleh tiktok shop juga takkalah penting. Dengan hadirnya artis-artis yang berjualan secara online di tiktok ini seolah mematikan mereka yang baru merangkak di platform ini. Setidaknya sistem dari tiktok shop dapat memfilter akun-akun yang kiranya hanya mencari sensai demi konten bukan menjadi laba untuk hidup dan tumbuh seperti UMKM kecil lainnya.
Semoga UMKM tetap jaya ditengah dempuran badai tiktok shop dan wajib ranya masing-masing owner UMKM untuk terus mengupgrade kemampuan dalam dunia teknologi terutama e-commerce.
Penulis : Muhammad Nurul - Pasaman Barat, 19 September 2023