[caption id="attachment_357149" align="aligncenter" width="490" caption="kiri (Wardah Fajri), tengah (Prof (R) Dr. Ir. Anita Fermanti, MT), Kanan (Iwan Suprijanto, ST, MT). Dokumen Pribadi"][/caption]
Negara Indonesia adalah negara yang jauh dari teknologi-teknologi yang canggih. Bukan karena orangnya tidak mampu menciptakan, tetapi karena negara terlalu menganggap remeh akan hal yang mereka ciptakan. Dan ternyata, mereka-mereka itu dihargai dan ditarik oleh negera di luar sana. Cukup banyak bukti, salah satunya sosok BJ Habibie. Dan mungkin, masih banyak peneliti dan penemu-penemu hebat dari Indonesia yang dipakai oleh luar negeri. Hal inilah, kemudian membuat Indonesia miskin akan kecanggihan, terutama dari hasil tangan anak negeri sendiri.
Opini saya di awal tulisan ini, kemudian membuat saya sedikit berpikir. Itu setelah saya mengikuti sebuah kegiatan Kompasiana Nangkring bareng Kemenpupera kemarin (27/11) yang diadakam di Pendopo Gedung Cipta Karya Kemenpupera Jl. Pattimura No. 20, Jakarta. Bersama narasumber Prof (R) Dr. Ir. Anita Fermanti, MT, dan Iwan Suprijanto, ST, MT, yang dipandu oleh moderator Wardah Fajri.
Pada awal pembicaraan, Prof (R) DR Ir Anita Firmanti, MT yang saat ini menjabat sebagai Kepala Puslitbangkim Kemenpupera sekaligus menjadi narasumber mengatakan “Di negara-negara seperti Jerman, Amerika Serikat dan Jepang, mereka bisa maju karena fasilitas dan sarana prasarana yang bagus sekaligus dengan adanya riset dan pengembangan yang didukung oleh semua pihak. Sehingga mereka menghasilkan inovasi-inovasi teknologi yang sangat bermanfaat bagi rakyatnya.”
Kegiatan tersebut membuka wawasan dan pikiran kita agar mencintai produk anak negeri sebagai jembatan menuju negara maju, seperti yang sempat dikatakan berulang kali oleh para narasumber dan juga para audience “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya anak negerinya sendiri.”
selain itu, kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan mindset yang baru kepada kita, khususnya saya, bahwa masih ada anak negeri yang peduli terhadap permasalahan bangsa ini. Dan terbukti dari penyampaian para narasumber, yang juga tergabung di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Puslitbangkim Kemenpupera) menghasilkan beberapa teknolgi cepat guna bagi masyarakat.
Saya akan memberikan ulasan kembali mengenai inovasi teknolgi yang berhasil dibuat tersebut diantaaranya:
A. Bio3, Biofil dan Biority
Ketiga hal ini adalah teknologi yang dapat digunakan sebagai pengolahan air limbah rumah tangga. Ketiganya mampu mengolah air limbah rumah tangga dan air hasil olahan dapat langsung dibuang. Atau juga bisa dialirkan ke tanaman di sekitar bangunan. Mengapa bisa seperti itu? ini dikarenak adanya biocontactor yang bekerja di dalam cabin, sehingga bidang tempat bakteri tumbuh akan menjadi luas dan tidak ada air limbah yang merembes keluar, sehingga kita tidak merasa tercemari.
Saya akan memberikan ulasan mengenai Biority. Tangki Septik bermedia ini diberi nama dagang ”BIORITY” merupakan singkatan dari Biologically purity. Penamaan dilakukan melalui sayembara dilingkungan Balai Lingkungan Permukiman saja.
[caption id="attachment_357156" align="aligncenter" width="371" caption="Biority. Dok (http://litbang.pu.go.id/biority-tangki-septik.balitbang.pu.go.id)"]
