Dalam hati aku berucap, kalo memang sudah ada bank yang ditunjuk pemerintah, kenapa juga para guru harus repot-repot buka rekening lagi di Bank ini ??? sungguh birokrasi yang sangat-sangat mubazir menurut aku.
Mestinya alur birokrasi yang njelimet kaya gini sudah harus ditertibkan. Kalo perlu dipangkas semudah-mudahnya, biar ga ada lagi kesempatan para tikus bermain di atas penderitaan orang-orang kecil.
Coba bayangin, hanya untuk mendapatkan penghargaan yang tidak seberapa dari pemerintah aja, para guru itu harus rela menunggu sekian lama dan di permainkan oleh mereka-mereka yang aku pikir rasa empati dan kemanusiaannya sudah hilang entah kemana. Mereka sepertinya tidak pernah memikirkan kesusahan-kesusahan para guru honorer yang gajinya mungkin ga sampe untuk mereka makan satu bulan.....!!!!!
Akhirnya dengan sangat terpaksa kami berdua meninggalkan kantor pembantu utama bank tersebut. Sambil menyalakan motor aku berbisik kepada istriku yang masih cemberut, "Ga apa-apa kan ma kita ga jadi belanja bulanan, nanti papa traktir minum capucino cincau aja ya sayang."