“Sudah lama rasanya ya, Kang Bri. Kita tidak saling bertatap muka. Ada kurang lebih enam tahun, mungkin?” celetuk temanku dengan masing-masing menyantap lalapan ayam bakar di warung lesehan tugu pasar. “Sejak terakhir kali kita bukber di asrama, Bang. Waktu ente main ke Jember, 2012 atau 2013 kan aku masih disana.” Sahutku kemudian.
“Iya, sepertinya di waktu-waktu itu.” Sahut si teman lama.
“Eh iya, bang. Punya rekomendasi musholla terdekat disekitar rumah ente?” Kataku kemudian.
"Oalah, ojok nemen-nemenlah bro, nek butuh panggon nginep nangumahku wae. Mari ngene tak jak nangumahku wis,”[8] Kata si teman lama disertai tawa pendek.
“Terima kasih, bang. Maaf sudah merepotkan.” Kataku kemudian, sembari tersenyum.
Rapat rendezvous itu, apakah hari ini? Kusangka yang baik, tentang jodoh.
“Ayo cepat, dihabiskan makannya. Kali ini aku yang traktir.” Tukas si teman lama.
Sejurus kemudian kami berdua sudah tiba di rumah si teman lama, yang berada di pedalaman daerah pedesaan di Kecamatan Jogorogo, Ngawi. Kami hanya sebentar dirumahnya, untuk sekedar memarkir motor dan kemudian seperti yang dijanjikannya aku
diajak dengan dibonceng Astreanya ke Kantor Desa. Karena memang pekerjaannya sehari-hari sebagai perangkat desa disana.
“Nah, beginilah Bro suasana malam hari di kantor desa. Ramai warga berbagai usia
terutama remaja karena Wifi gratis di Balai.” Kata temanku begitu kami sampai di halaman