Mohon tunggu...
Puput Emilifia
Puput Emilifia Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

Penulis yang berusaha menulis. Punya ribuan aksara pada sekat otak, namun sering kehabisan kata pada ujung jari jari. Mencoba percaya satu hal, penulis akan menemukan pembacanya sendiri. You can meet me at https://ask.fm/PuputEmilifia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Seperti Apa?

4 Oktober 2016   02:19 Diperbarui: 4 Oktober 2016   18:24 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disudut benua sana ada seorang laki-laki yang duduk sendirian menunggu terang pergi di terasnya, kemudian ia akan masuk ke dalam rumah dan menutup tirai jendela. Dengan gontai ia akan melangkahkan kakinya ke ruang televisi, lalu menyalakannya. Dalam hatinya “andai ada seseorang disampingku, aku mungkin tidak butuh menyalakan televisi ini setiap hari hanya untuk mengusir sepi”.

Jika sudut benua terlalu jauh, maka di sudut Negara bagian sana ada seorang wanita yang setiap hari harus meringkuk disudut ruangan, dengan kaki membiru dan bergetar menatap pintu yang ia kunci rapat-rapat. Dalam hatinya “andai aku memiliki seseorang disampingku yang memperlakukanku lebih baik, aku tidak perlu ketakutan seperti ini setiap pria itu pulang”

Lebih dekat lagi, dibawah lampu lalu lintas yang sudah satu jam lalu tadi berwarna hijau, seorang laki-laki tampak mematung dibelakang setirnya. Disamping kemudi yang sedari tadi ia pegang erat-erat terdampar sebuah ponsel yang pada layarnya terdapat rekaman diam-diam seorang wanita telanjang sedang asyik bercinta dengan seorang pria. Dalam hatinya “andai aku memiliki seseorang yang setia, maka aku tidak mungkin….”.

Tak jauh dari sana, diatas gedung apartemen lantai 49, seorang wanita duduk termenung di tepi balkon apartemennya. Melongok kedalam, diatas kasur berserak uang yang sebagian terlanjur tersiram Wine dari botol yang tergeletak tak jauh dari alat kotrasepsi bekas. Dalam hati wanita itu “andai aku memiliki seseorang yang tulus, mungkin aku tak butuh uang-uang itu”

Lalu jutaan orang lain dalam kurun waktu dan tempat yang bersamaan sedang sama-sama menghujat cinta.

Ada yang menyunggingkan bibir sambil berkata bosan pada cinta yang sudah ia miliki, ketika disuatu sisi ruang lain ada seseorang yang tanpa bosan setiap hari menunggu dengan sabar sampai sebuah cinta dapat ia miliki.

Ada yang meninggalkan cinta karna dipikirnya cinta yang ia punya terlalu baik, ketika disudut ruang dan waktu lain ada seseorang yang membayangkan memiliki cinta yang baik sambil mengobati luka lebam ditubuh dan wajahnya.

Tragisnya ada yang menyia-nyiakan setia dari cinta yang ia punya, ketika disudut keramaian sana ada seseorang yang hampir mati karna di khianati.

Dan seterusnya, ada yang tak mampu merasakan tulus dari cinta yang datang padanya, entah pura-pura tuli atau pura-pura mati rasa, ketika disuatu ketinggian ratusan meter dari permukaan tanah, ada seseorang yang sudah putus asa menunggu cinta yang tulus.

Lalu maunya apa?

Jika kau masih sibuk mencari-cari apa yang kau “pikir” lebih baik ketika kau sudah memiliki yang baik,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun