Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Rohingya, Wajah-wajah Duka

7 September 2017   08:45 Diperbarui: 8 September 2017   09:52 3333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal terdampar | Foto: Pixabay - LaughingRaven

terapung di lautan bukan dipinta
berpayung harap tercabik
beralas cemas membentang rapuh
terhempas gelombang ketidakadilan tiada kesudahan
dihantui pula angin buas jauh seberang

Rohingya..

terhimpit riak dendam tertahan
mencari huluran tangan-tangan berkasih
sudi terkembang
dari pulau-pulau negeri jiran
mau tak mau menepis segala malu lekat di badan

bukan sehari dua
disindir desir ketidakpastian masa
tetap menjadi warga perahu
ataukah ada daratan kan sudi menerima
memberi ruang hangatkan rasa

wajah-wajah duka, air mata tertumpah
isak sesak dan doa-doa
menghiasi setiap perjalanan mencari suaka
melepas dekap tanah lahir
terusir oleh wajah kebencian dengan sebab yang entah

Rohingya..

aroma dan hangat tanah daratan itulah
kini menjadi cita

Bengkulu, 07 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun