Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menemukan Kebahagiaan Sejati dalam Berbagi

1 Desember 2020   16:10 Diperbarui: 1 Desember 2020   16:19 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua tentunya pernah punya rasa bahagia baik  di masa kanak-kanak, dewasa maupun tua. Momen bahagia di masing-masing fase itu tentu berbeda kadarnya. Tapi bahagia itu tak pernah lepas dari apa yang disebut dengan perasaan yang tenang, puas, lembut. Bahkan, rasa percaya diri dan puas dengan pencapaian atau sukses juga merupakan salah satu dari kebahagiaan.

Umumnya, bahagia itu berkaitan dengan keberhasilan pencapaian suksesnya seseorang dalam mencapai target di pekerjaan,karir, kelulusan, pencapaian tertinggi di suatu jenjang pendidikan, promosi pekerjaan.

Dale Carnegie. | dokpri
Dale Carnegie. | dokpri
Menurut Martin Seligman, tokoh bergelut dalam psikologi positif dengan bukunya yang terkenal "Authentic Happiness", kebahagiaan autentik berasal dari  hasil penilaian diri atau hasil mengindetifikasi dan menumbuhkan kekuaan fundamental.

Namun, bagi mereka yang memiliki konsep kebahagiaan sekejab,  mereka berambisi mencapai sesuatu yang sifatnya duniawi, mereka  akan mengejar sekuat tenaga dengan kemampuan dirinya sendiri, bahkan mengurbankan semua yang ada dalam dirinya, mengorbankan uang untuk mengejar kecantikan, penampilan, posisi pekerjaan, kecerdasan,kekuasaan .

Ketika kekuasaan dan posisi sudah ada dalam genggaman, mereka masih juga mengejar tanpa henti apa  yang diinginkan .  Survei menunjukkan bahwa manusia ingin mengejar penampilan sebanyak 88% untuk meraih kebahagiaannya.

Kebahagiaan ini bukan kebahagiaan yang hakiki, karena ketika penampilan, kekuasaan dan posisi serta materi itu hilang, maka hilanglah yang namanya kebahagiaan.

Kebahagiaan hakiki apabila dia bisa menerima diri apa adanya, bersyukur menerima apa yang ada tanpa melihat orang lain, bahkan bisa memberi waktu, uang, ide, saluran berkat kepada orang lain yang membutuhkannya. Jiwa dan kebahagiaan itu akan terpuaskan saat  kita mampu berbagi dan melihat orang lain yang menerima berkah itu  berbahagia.

Apalagi jika kita bisa menyantuni orang-orang yatim piatu.  Para yatim-piatu membutuhkan bantuan baik itu bantuan materi maupun moril. Sekecil apa pun bantuan itu, kebahagiaan akan tercermin pada wajah-wajah yatim piatu.

Penghalang dari Kebahagiaan

Cara mencapai kebahagiaan itu bukan dengan iri hati kepada mereka yang dianggap lebih berhasil, lebih kaya, lebih cantik, lebih pintar, lebih berkuasa. 

Penghalang lainnya apabila kita tidak mau meninggalkan ingatan masa sulit masa lalu yang membuat luka hati kita.  Kita merasa tidak mampu untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita .

Bagaimana Saya Menghadirkan Kebahagiaan Diri Sendiri

Di masa pandemi ini, saya sering merasakan betapa sedihnya para pelaku UMKM yang jadi soko guru perekonomian Indonesia, mereka rentan terkena dampak ekonomi .

Dampak ekonomi  pelaku UMKM saat pandemi, yang pertama adalah permintaan atau penjualan merosot drastis akibat hilangnya daya beli masyarakat. Kedua adalah tidak adanya akses permodalan di Bank. Bank tak bisa berikan kredit karena  khawatir kredit yang dikucurkan akan macet. Ketiga adalah UMKM kehabisan modal  karena tidak ada pemasukan(cashflow masuk)  dari penjualan sementara pengeluaran atau biaya=biaya karyawan, sewa, pembelian bahan baku (cashflow keluar) tetap berjalan.

dokpri
dokpri
Salah satu UMKM yang terdampak itu Green Craft & Design,  Ibu Trias Putri Boerniat S, selaku pemilik bisnis dalam bidang handycraft, kerajinan tangan untuk alat rumah tangga, aksesori muslim, pernak-pernik untuk   wedding accessories yang terbuat dari cotton, valino, habutai, kain satin silk putih, brocard nylon, organdi dan dengan bordir yang sangat halus dan manik-manik.

Awal tahun 2020, teman saya ini masih bersemangat menyambut tahun baru dengan menyiapkan stok pernah-pernik aksesori ini dalam jumlah yang cukup besar. Alasannya untuk pameran dan persediaan bagi ekspor.

Tapi covid yang terjadi pada bulan Maret 2020, membuyarkan ekspektasinya, tak ada pembelian dan merosotnya permintaan ekspor bahkan tidak ada pameran dan acara wedding sama sekali.

Masalah yang timbul, stok barang menumpuk, karyawan yang terdiri dari pekerja yang terdiri dari tukang solder, tukang jahit, tukang cuci dan strika, quality control, marketing, minta agar tetap dipekerjakan.

Jeritan dari para karyawan ini membuat teman saya makin pusing.  Dia sudah mengeluarkan semua tabungan untuk bertahan, ingin sekali untuk PHK sebagian karyawannya. Namun, dia terbayang keluarga dari  karyawan yang sudah puluhan tahun mengabdi kepadanya.

Dia tak mau berputus asa , teman saya mencari alternatif lain . Kreativitas pun timbul saat sulit, teman saya ini membuat produk pandemi seperti masker "Beauty Flower "dan kursi sholat dengan penawaran diberikan dengan diskon kepada pembeli.

Saya sebagai teman baik, tentunya  sedih, belum bisa menolong, hanya bersikap "mendengar" keluhannya. Ingin berbagi tapi tidak menemukan bagaimana caranya menolong karena saya tidak berpengalaman dalam bidang pemasaran.

dokpri
dokpri
Tanpa tak sengaja ketika saya melihat di media sosial Instagram, Harian Kompas mengadakan suatu kegiatan untuk berbagi kepada teman atau UMKM yang sedang dalam kesulitan saat pandemi. Caranya dengan memposting jualan teman itu dengan caption menarik dengan hastag #JualanBarang Teman  .

Saya mengikuti program berbagi ini dengan senang hati. Saya mengumpulkan foto-foto produk yang lama, produk baru, membuat narasi yang menarik, bahkan video yang bagus juga diupload. Harian Kompas  menunjukkan apresiasi kepada saya saya atas unggahan jualan teman dengan mengirimkan merchandise.

Suatu kebahagiaan yang sebelumnya tak pernah saya pikirkan karena tujuan utama saya adalah menolong teman bukan soal apresiasinya.

Berbagi dengan sederhana ini membuat hati teman saya terharu, senang sekali, hatinya bergetar. Dibalik kesulitan yang dihadapinya, masih ada teman yang mendengarkan keluhan maupun menolong sesuai dengan kemampuannya.

Harapan saya agar ada teman-teman dari follower Instagram saya ada yang tergerak hatinya untuk membeli/membantu produk yang ditawarkan oleh teman saya, pelaku UMKM. 

JNE 3 Dekade Bahagia bersama

Galamedia Pikiran Rakyat.com
Galamedia Pikiran Rakyat.com
Ulang tahun jadi momen yang paling membahahagiakan. Tak mau ketinggalan, JNE dalam ulang tahun yang ke-30 atau 3 Dekade  ingin berbagi  kebahagiaan dengan program yang disebut Harbokir (Hari Bebas Ongkos Kirim).

Dengan mengusung tema "Bahagia Bersama", perayaan HUT JNE ke-30 ini menggelar Harbokir atau Hari Bebas Ongkos Kirim selama dua hari yaitu, pada 26-27 November 2020.

Pelanggan setia JNE menanti dengan bahagia Harbokir .Program yang sangat menarik ini diadakan untuk kelima kalinya, berlaku untuk seluruh pelanggan di seluruh Indonesia dengan ketentuan untuk pengiriman maksimum 2 kg resi. Program free ongkir dapat dimanfaatkan untuk pengiriman layanan Reguler dan OKE dengan tujuan pengiriman dalam kota yang sama serta antar kota dalam 1 provinsi.

Bagi pelanggan setia JNE atau non member JLC, diberikan kuota gratis ongkir 30 resi per hari, jumlah maksimum 10 resi per harinya.

Tentunya kebahagiaan itu juga  dinikmati  oleh para UMKM yang tergabung di marketplace Bukalapak dan Elevania. Dengan adanya keringanan atau gratis ongkir bagi UMKM, berdampak besar bagi para pelanggan UMKM yang merasakan kebahagiaan tidak ada tambahan biaya saat membeli produk UMKM. Hal ini tentu akan berdampak kepada peningkatan penjualan UMKM pada Harbokir .

Semua  pihak merasa senang. Pihak JNE membahagiakan pelanggan dan pelanggan UMKM, sebaliknya kebahagiaan juga dirasakan oleh  seluruh pelanggan JNE dan pelanggan UMKM dan UMKM di marketplace di atas .  

Kebahagiaan sebenarnya sangat sederhana, dengan memberi semua pihak merasa ikut bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun