Mohon tunggu...
Risal
Risal Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Saya menulis apa yang saya pikirkan 📝

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Keramaian Menuju Kesendirian: Menemukan Kebahagiaan dalam Kesendirian

30 Maret 2024   20:22 Diperbarui: 30 Maret 2024   20:59 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi menyendiri atau kesendirian. Sumber ilustrasi: liputan6.com

Kesendirian seringkali bagaikan hantu yang menakuti semua orang. Di tambah lagi, sejak zaman prasejarah mentalitas kelompok telah mengakar kuat pada jiwa masyarakat setempat. Hal ini membuat kesendirian seakan terus di hindari oleh semua kalangan masyarakat. Di mana, rata-rata masyarakat yang terbiasa dengan mental kawanan merasa bahwa kesendirian adalah hal yang menakutkan. Sehingga, hal itu membuat mereka terus ingin memiliki banyak teman walau terkadang harus bersifat seperti seorang yang hipokrit untuk mendapatkan teman. Sebelum diri saya memutuskan untuk menjadi seorang yang suka menyendiri, saya juga adalah individu yang memiliki mentalitas kawanan. Di mana, saya selalu berupaya untuk memiliki banyak teman agar terhindar dari rasa kesedihan, dan kesepian. Namun, apa yang saya lakukan agar selalu memiliki banyak teman, tidak pernah bisa sepenuhnya membuat saya bahagia, dan tidak merasakan kesepian. Karna, banyak teman saya yang hipokrit, datang pas butuh doang, memanfaatkan diri saya dan tidak menghargai perasaan saya. 

Saya tidak berarti mengatakan bahwa pertemanan itu adalah hal yang buruk, tidak sama sekali. Pertemanan itu penting karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi satu sama lain. Namun, salah satu kelemahan dari pertemanan adalah seringkali seseorang itu kehilangan jati diri mereka, karena cenderung bertingkah seperti kebiasaan dan pendapat teman-teman mereka. Dan itu sudah terjadi pada diri saya sendiri, ketika saya melakukan hal tersebut, saya merasa kehilangan jati diri dan keotentikan saya karena selalu berusaha menyenangkan teman-teman saya. 

Keputusan untuk menjadi seorang yang suka menyendiri bukanlah tanpa alasan yang jelas. Saya menyadari bahwa pertemanan seringkali membuat diri saya lelah, dan bagi saya, pertemanan seringkali dipenuhi dengan kepura-puraan, dan dramatisasi yang melelahkan. Di mana, saya harus berperilaku sesuai harapan orang lain, saya juga harus berbicara sesuai dengan apa yang mereka harapkan, dan bahkan diri saya harus selaras dan sesuai dengan keinginan mereka. Saya merasa lelah, sakit dan tidak bahagia dengan kondisi tersebut. Akhirnya, setelah itu saya pun memutuskan untuk menjadi penyendiri dan saya juga akhirnya menyadari bahwa diri saya adalah seorang introvert, bukan extrovert. 

Setelah memutuskan untuk menjadi penyendiri. Saya merasa bahagia karna saya tidak harus berpura-pura menjadi orang lain, dan saya hanya berinteraksi kepada orang lain ketika diperlukan. Saya mulai merasa bahwa inilah jati diri saya yang sebenarnya, dan mengenal potensi serta bakat saya yang hilang ketika masih di ruang lingkup pertemanan yang melelahkan. Untuk menikmati kesendirian saya, saya menghabiskan waktu dengan banyak membaca buku. Bahkan, saya bisa membaca lebih dari lima buku setiap bulannya. Dengan menikmati kesendirian melalui banyak baca buku, saya merasakan manfaat yang besar. Mulai dari perkembangan kognitif dan emosional yang semakin matang. Lalu, saya menemukan Kompasiana, sebuah situs untuk menuangkan pikiran saya dan berinteraksi dengan orang-orang yang berpikir sama dengan saya. Setelah menghabiskan banyak waktu dengan banyak menyendiri, saya merasa sangat bahagia dan bahkan rasa bahagia itu seperti tak bisa untuk diungkapkan, saking bahagianya diri saya. Di mana, rasa bahagia itu tidak saya dapatkan ketika menjalani pertemanan yang penuh dengan kepura-puraan. 

Ini hanya sepotong kisah saya dalam memutuskan menjadi seorang penyendiri (introvert). Jika, saya harus menuliskan semuanya, tentu akan menjadi kisah yang sangat panjang dan membuat pembaca bosan dengan kisah saya yang tidak penting buat pembaca, hehe. Demikian, itulah kisah singkat saya memutuskan menjadi seorang penyendiri (introvert), bagi teman-teman yang sefrekuensi dengan saya. Jangan pernah takut sendirian, karna dengan berani sendiri, itu menandakan bahwa kita telah mandiri di dalam kehidupan kita. 

Sebagai penutup untuk tulisan ini, ada sebuah kata-kata yang pernah saya baca, yang berbunyi, "Nikmatilah kesendirian, karena dalam kesendirian tidak ada kesedihan dan perpisahan". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun