Dampak ekonomi  pelaku UMKM saat pandemi, yang pertama adalah permintaan atau penjualan merosot drastis akibat hilangnya daya beli masyarakat. Kedua adalah tidak adanya akses permodalan di Bank. Bank tak bisa berikan kredit karena  khawatir kredit yang dikucurkan akan macet. Ketiga adalah UMKM kehabisan modal  karena tidak ada pemasukan(cashflow masuk)  dari penjualan sementara pengeluaran atau biaya=biaya karyawan, sewa, pembelian bahan baku (cashflow keluar) tetap berjalan.
Awal tahun 2020, teman saya ini masih bersemangat menyambut tahun baru dengan menyiapkan stok pernah-pernik aksesori ini dalam jumlah yang cukup besar. Alasannya untuk pameran dan persediaan bagi ekspor.
Tapi covid yang terjadi pada bulan Maret 2020, membuyarkan ekspektasinya, tak ada pembelian dan merosotnya permintaan ekspor bahkan tidak ada pameran dan acara wedding sama sekali.
Masalah yang timbul, stok barang menumpuk, karyawan yang terdiri dari pekerja yang terdiri dari tukang solder, tukang jahit, tukang cuci dan strika, quality control, marketing, minta agar tetap dipekerjakan.
Jeritan dari para karyawan ini membuat teman saya makin pusing.  Dia sudah mengeluarkan semua tabungan untuk bertahan, ingin sekali untuk PHK sebagian karyawannya. Namun, dia terbayang keluarga dari  karyawan yang sudah puluhan tahun mengabdi kepadanya.
Dia tak mau berputus asa , teman saya mencari alternatif lain . Kreativitas pun timbul saat sulit, teman saya ini membuat produk pandemi seperti masker "Beauty Flower "dan kursi sholat dengan penawaran diberikan dengan diskon kepada pembeli.
Saya sebagai teman baik, tentunya  sedih, belum bisa menolong, hanya bersikap "mendengar" keluhannya. Ingin berbagi tapi tidak menemukan bagaimana caranya menolong karena saya tidak berpengalaman dalam bidang pemasaran.
Saya mengikuti program berbagi ini dengan senang hati. Saya mengumpulkan foto-foto produk yang lama, produk baru, membuat narasi yang menarik, bahkan video yang bagus juga diupload. Harian Kompas  menunjukkan apresiasi kepada saya saya atas unggahan jualan teman dengan mengirimkan merchandise.
Suatu kebahagiaan yang sebelumnya tak pernah saya pikirkan karena tujuan utama saya adalah menolong teman bukan soal apresiasinya.