Mohon tunggu...
Haniffa Iffa
Haniffa Iffa Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor

"Mimpi adalah sebuah keyakinan kepada Tuhanmu, jika kau mempunyai keyakinan yang baik kepada Tuhanmu, maka kau akan bertemu dengan mimpimu." #Haniffa Iffa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Nilai Kepatuhan Seorang Muslimah Bisa Diukur Hanya dengan Berpakaian Syar'i?

17 Desember 2018   17:57 Diperbarui: 17 Desember 2018   19:19 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut saya, syar'i bukan hanya cara berpakaian dengan jubah dan kerudung panjang. Nilai kepatuhan seseorang tentu tidak bisa diukur dari sana . jika memang kedekatan kepada Tuhan diukur dari 'hanya' berpakaian syar'i, bagaimana dengan nyai-nyai (istri dari kyai) yang dulu hanya menggunakan selembar kain untuk menutup kepalanya .

Siapa yang pernah tau kedudukan kita bahkan orang lain di hadapan Tuhan? Jika berpakaian syar'i digunakan sebagai tolak ukur utama, tentu tidaklah tepat. 

Contoh sederhananya adalah, istri Gus Dur yang hingga sekarang 'hanya' menggunakan kerudung. Namun tidak ada yang bisa menyangkal bahwa beliau memanglah istri dari salah satu 'wali' yang ada di Indonesia . Maha Suci Allah atas segala sesuatu .

Benar di keluarga kami ditanamkan nilai agama sejak kecil, namun tentu saja tidak dengan cara yang keras, apalagi sekedar menghakimi nilai kepatuhan seseorang dari hanya berpakaian syar'i. 

Namun tetap saja tidak ada yang salah jika seseorang berpakaian syar'i, yang tidak benar adalah menganggap orang yang tidak berpakaian syar'i mempunyai kedudukan yang lebih rendah di hadapan Tuhan. Padahal tidak ada yang benar-benar bisa mengukurnya hanya dengan mata telanjang .

Mengutip dari Saiful Haq, "Orang beragama itu seenak hatinya. Percuma keliatan patuh banget, tapi gak nyaman bagi dirinya. Makanya Islam ngomong la ikhraha fiddin. Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa hidayah itu datang dari Allah, agar orang tidak bisa menghakimi kadarberimannya orang lain".

Tiada yang bisa menjamin kepatuhan hamba kepada Tuhannya melainkan hanya Tuhan yang Maha Tahu. Tugas manusia adalah terus meminta petunjuk dan berusaha memperbaiki diri. 

Daripada terus menghakimi orang lain, sesekali cobalah untuk bercermin, jangan-jangan cermin kita retak, jnagan-jangan cermin kita penuh dengan debu, hingga kita tidak bisa dengan jelas melihat diri kita sendiri. Wallahu a'lam bisshowab .

Catatan hati Haniffa,
Cirebon, 12 Juni 2018

Sumber gambar : https://www.google.co.id/search?q=kartun+muslimah+syari+terbaru&tbm=isch&ved=2ahUKEwj4j_fc66bfAhWEq48KHfriDi0Q2-cCegQIABAC&oq=syari+muslimah+kar&gs_l=mobile-gws-wiz-img.1.1.0i8i10i30j0i8i30l4.5189.5926..7789...0.0..0.293.865.0j2j2......0....1.........0i30j0i5i30j0i5i10i30.MJ4zGtl1890&ei=UJMXXPinOYTXvgT6xbvoAg&safe=strict#imgrc=z2xLke22nu_2pM&imgdii=yun-0r3K_fJ1AM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun