Mohon tunggu...
Alrid Ramadhan
Alrid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kesurupan Hanya Kebohongan Belaka, Kok Bisa?

12 Maret 2024   12:29 Diperbarui: 12 Maret 2024   12:36 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: infoseputarpati.com

Kesurupan sering kali menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang. Banyak yang percaya bahwa kesurupan merupakan fenomena supranatural atau kekuatan gaib yang menguasai seseorang. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kesurupan hanyalah kebohongan belaka. Dalam artikel ini, kita akan membahas argumen yang mendukung pandangan bahwa kesurupan sebenarnya tidak nyata dan hanya merupakan hasil dari sugesti dan manipulasi.

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk percaya pada hal-hal yang tidak dapat dijelaskan atau memiliki aspek supranatural. Kesurupan sering kali terjadi dalam konteks kegiatan keagamaan atau ritual spiritual tertentu. Orang-orang yang terlibat dalam ritual tersebut mungkin memiliki keyakinan yang kuat terhadap eksistensi entitas gaib yang dapat menguasai tubuh mereka. Namun, keyakinan ini tidak selalu didukung oleh bukti yang kuat atau ilmiah.

Selain itu, kesurupan juga dapat dijelaskan sebagai hasil dari sugesti dan manipulasi. Seseorang yang percaya bahwa mereka bisa kesurupan cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya, jika seseorang menghadiri sebuah pertunjukan kesurupan yang dipentaskan dengan efek dramatis dan sugesti yang kuat, mereka mungkin akan merasa terpengaruh dan berpikir bahwa mereka benar-benar kesurupan. Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan untuk menjadi bagian dari pengalaman yang unik atau misterius.

sumber gambar: merdeka.com
sumber gambar: merdeka.com

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa kesurupan dapat disebabkan oleh faktor psikologis seperti gangguan kepribadian atau gangguan mental lainnya. Beberapa kasus kesurupan yang tercatat dapat dijelaskan sebagai manifestasi dari masalah psikologis yang lebih dalam. Dalam kasus-kasus ini, seseorang mungkin menggunakan kesurupan sebagai bentuk pelarian atau cara untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Bukti ilmiah yang mendukung pandangan bahwa kesurupan hanyalah kebohongan belaka melibatkan beberapa faktor yang dapat dijelaskan secara rasional. Berikut adalah beberapa bukti ilmiah yang dapat mendukung pandangan tersebut:

1. Efek placebo: Penelitian telah menunjukkan bahwa sugesti dan keyakinan kuat dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang. Dalam konteks kesurupan, sugesti dan keyakinan kuat terhadap adanya entitas gaib yang menguasai tubuh dapat mempengaruhi seseorang untuk merasakan dan berperilaku seolah-olah mereka kesurupan. Ini menunjukkan bahwa kesurupan dapat dijelaskan sebagai hasil dari sugesti dan manipulasi.

2. Penelitian neurologis: Studi menggunakan teknik pencitraan otak seperti fMRI (functional magnetic resonance imaging) telah menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan dalam pola aktivitas otak individu yang mengaku kesurupan. Aktivitas otak tetap normal dan tidak ada bukti adanya entitas supernatural yang mengendalikan perilaku mereka.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ekspektasi dan sugesti dapat mempengaruhi aktivitas otak dan perilaku seseorang. Misalnya, ketika seseorang diberi sugesti bahwa mereka akan mengalami kesurupan, aktivitas otak mereka dapat berubah sesuai dengan harapan tersebut. Namun, ini bukanlah bukti adanya entitas supernatural, melainkan pengaruh sugesti dan ekspektasi terhadap pikiran dan perilaku seseorang.

Studi tentang gangguan dissociative, yang sering kali dikaitkan dengan kesurupan, menunjukkan bahwa gangguan ini lebih berkaitan dengan faktor psikologis dan trauma masa lalu daripada fenomena supernatural. Gangguan dissociative melibatkan perubahan dalam kesadaran, identitas, dan ingatan, yang dapat dijelaskan melalui mekanisme psikologis dan neurologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun