Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjalani Isolasi akibat Terinfeksi Virus Covid-19

24 Januari 2021   04:30 Diperbarui: 24 Januari 2021   04:55 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat dokter memvonis kita terinfeksi virus covid-19 tentu sedih rasanya. Kita diharuskan untuk melakukan isolasi (berdiam diri) menjauhi keramaian selama lima belas hari. Kita juga harus berfikir positif untuk bisa sembuh dan tidak boleh stres. Setiap hari wajib mengonsumsi suplemen vitamin. Agar daya tahan tubuh kita meningkat danm kuat dalam menghadapi serangan virus.

Pendektesian dini adanya virus covid-19 di dalam tubuh dengan melakukan rapid tes anti bodi. Caranya yaitu jari tangan kita ditusuk jarum sampai mengeluarkan darah. Darah itu kemudian di teteskan ke alat rapid tes. Setelah itu kita tunggu beberapa menit. Hasilnya akan keluar. Ada tiga indikator garis di rapid tes yakni C, IgG, dan IgM.

Setelah tes beberapa menit. Nama saya tidak dipanggil-panggil oleh dokter. Hal ini membuat saya berpikiran kurang baik tentang hasil tes. Ternyata benar kekhawatiranku, hasilnya reaktif. Dokter lalu menjelaskan maksudnya kepada ku. Hasil reaktif ini tidak selalu mengindikasikan kita positif covid-19. Jadi masih ada kemungkinan hasil swabnya negatif. Hal ini tentunya bisa membuat tenang pikiranku.

Hasil rapid tesku ada di garis C dan samar-samar di garis IgM. Menurut Dokter hasil ini menunjukkan adanya virus baru yang telah masuk ke dalam tubuh. Tubuhku membentuk zat anti bodi untuk melawan virus yang ditandai dengan gari C dan IgM. Saya diwajibkan untuk isolasi mandiri di rumah selama lima hari. Setelah itu pada keesokan harinya saya melakukan tes swab pcr pertama. Kemudian lusanya melakukan tes swab pcr kedua.

Tes Swab yaitu pengambilan lendir didalam hidung dan tenggorokan. Caranya alat cotton boat berukuran panjang dimasukkan kedalam mulut dan hidung. Setelah itu sampel lendir yang telah menempel dikapas dimasukkan ke dalam tabung. Sampelnya di kirim ke laboratorium. Dalam tes swab yang diperiksa adalah kandungan Rna dan Dna virus covid-19. Sehingga hasil dari tes swab mendekati 80% kebenaran.

Hasilnya keluar pada hari Senin (17-01-2021) sore. Saya mendapatkan pemberitahuan dari petugas puskesmas. Bahwa hasil tes swab yang pertama dan kedua positif covid-19. "Apa ada gejala mas?" tanya dokter. Saya menjawab, "tidak ada gejala bu". Karena saat itu kondisi saya baik-baik saja. Keesokan harinya petugas puskesmas datang ke rumah untuk memeriksa kesehatan keluarga kami di rumah. Kami diperiksa tensi darah, kadar oksigen dalam darah dan  suhu tubuh.

Malamnya saya tidak bisa tidur sampai pukul 24.00 WIB. Sebenarnya setelah saya ingat-ingat ada gejala yang saya alami seminggu yang lalu. Pada hari Senin sampai Selasa sebelum tes rapid. Saya sakit flu dan batuk. Saya pernah bersin-bersin. Saat itu bisa reda karena saya membeli sirup obat batuk. Hari Kamis malam kepala saya pusing. Saya terbangun sekitar pukul 01.00 WIB. Seingat saya pusingnya itu berbeda. Rasa pusingnya begitu sakit. 

Saya pikir saya keracunan. Mungkin saja tubuh saya tidak tahan dengan campuran tetesan minyak kayu putih dan air hangat. Saya meminum ramuan itu karena katanya dapat mematikan virus covid-19. Sehingga hasil swabnya nanti bisa negatif. Tetapi ternyata tubuh saya menolaknya. Saya tidak tawar dengan minuman tersebut.

Akhirnya saya mual dan muntah. Setelah itu rasa sakit pusing di kepala bagian belakang mulai reda. Saya bisa istirahat lagi. Sampai pada keesokan harinya yakni hari Jum'at. Saya menjalani swab kedua.

Pada hari Sabtu saya masih menjalani isolasi mandiri di rumah. Saya memakan roti kering yang ada bumbunya. Hal ini membuat saya batuk-batuk terus. Rasa pusing di kepala juga masih ada. Tetapi tidak sesakit rasa pusing pada hari Jum'at dini hari. Saya berfikiran baik pada hari Sabtu. Karena tidak ada kabar dari puskesmas tentang hasil tes swab. Pada hari Minggu puskesmas libur. Jadi kemungkinan hasil labnya akan muncul  pada hari Senin.

Pada hari Minggu kegiatan saya adalah mencuci baju. Kemudian menyiapkan materi untuk pembelajaran daring pada hari Senin. Pada malam harinya saya merasa pusing lagi di kepala. Kemudian tidur-tiduran di kamar pukul 18.00 WIB. Lalu tertidur sebentar dan bangun pada pukul 18.40 WIB untuk shalat maghrib. Saya tertidur lagi dan bangun pukul 01.00 dini hari Senin. Kedua punggung saya terasa linu (kaku). 

Hari Senin saya masih melakukan pembelajaran daring di rumah.  Pada sore harinya, sekitar pukul 17.00 petugas puskesmas mengabarkan hasil laboratarium. Saya dinyatakan positif covid-19. Saya lalu mengabarkan kepada kedua orang tua. Beliau menenangkan saya. Jika penyakit ini bisa sembuh. Asalkan kita selalu berfikiran baik. Saran beliau selalu berdoa untuk kesembuhanku.

Saat isolasi di rumah saya selalu memakai masker. Petugas puskesmas mengabarkan kalau saya menunggu antrean kamar di rusunawa Cinde Kota Mojokerto (tempat isolasi covid-19). Jadi sementara waktu saya harus isolasi mandiri di rumah. Saya berada di kamar dan sesekali keluar duduk di ruang tamu. Saya takut menularkan virus ini ke anggota keluarga yang lain.

Keluhan saya yakni ada rasa yang berbeda saat saya menghirup gas oksigen di udara. Seperti amis atau anyir di hidung. Selain itu ada rasa sakit di tenggorokan. Saya mulai meminum madu saat perut masih kosong. Biasanya sebelum sarapan dan mau tidur di malam hari. Kemudian juga meminum probiotik setiap tiga jam sekali. Probiotik mengandung bakteri yang bermanfaat bagi tubuh. Selain itu juga meminum vitamin yang saya dapat dari puskesmas. Seperti vitamin c dan suplemen zegavit.

Selama dua hari saya melakukan isolasi mandiri di rumah. Setiap pagi saya berjemur dan mencuci piring sendiri. Setelah itu mandi air hangat yang telah disiapkan oleh kedua orang tua. Sebenarnya kita dianjurkan untuk makan yang sehat dan bergizi. Karena tubuh kita butuh asupan makanan yang mengandung nutrisi untuk menguatkan zat anti bodi. Tetapi saya makan sepiring nasi tidak habis. Tiga per empat bagian sudah menguat-nguatkan untuk memakannya. Rasa mual dan pusing masih muncul tetapi intensitasnya tidak sering.

Saya melaksanakan isolasi di rusunawa cinde pada hari Kamis malam sampai Minggu sore. Saya naik mobil ambulan bersama tiga pasien yang terkonfirmasi positif juga. Disana sudah dijamin makan sebanyak tiga kali sehari. Kita diberikan buah-buahan dan kue. Dokter dan perawatnya ramah-ramah. Saat ada teman atau saudara yang mengunjungi. Kita bisa melihat dari jendela. Saat di rusunawa saya menghibur diri dengan mendengarkan musik. Saat pulang dari rusunawa saya mendapatkan surat keterangan untuk bisa melakukan kegiatan lagi di masyarakat.

Kemudian saya wajib menjalani isolasi mandiri lagi selama lima hari di rumah. Saya usahakan tepat waktu dalam meminum obat agar bisa segera sembuh. Sehingga bisa berkumpul lagi bersama keluarga. Kemudian bisa menjalankan lagi aktivitas sehari-hari. Aamiin

Mojokerto, 24-01-2019

Salam,

Eki Tirtana Zamzani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun