Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Belajar Parenting bagi Guru dan Calon Orangtua

1 Juni 2020   07:01 Diperbarui: 1 Juni 2020   15:40 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya orangtua dan guru mempeljari ilmu parenting (Sumber:www.dailymail.co.uk)

Peraturan yang harus dipatuhi oleh anak-anak adalah mereka tidak boleh membawa bekal makanan dari rumah. Mereka diajari oleh ibu guru cara bersyukur yang baik dari setiap rezeki yang telah diterima dari orang lain. Setiap hari, orangtua wajib membayar uang sebesar seribu rupiah. Uang itu digunakan untuk membeli konsumsi anak-anak.

Misalkan harga kuenya itu Rp 500,00, maka anak-anak akan mendapatkan dua buah kue. Jumlah kue yang diterima oleh setiap anak sama. Namun, meski masih saja ada anak yang tidak mau memakan kue yang telah diberikan oleh ibu guru dengan alasan tidak menyukainya. Sehingga  guru pun dituntut juga bisa merayu atau mengambil hati murid tersebut agar bersedia memakan kuenya sampai habis.

Dalam permasalahan ini, guru bisa mengajari anak-anak tentang pendidikan karakter berupa keikhlasan. Setiap rezeki yang diterima oleh anak-anak itu harus disyukuri. 

Cara bersyukurnya yakni dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Lalu menerima pemberian makanan kue dari Ibu guru dengan mengucapkan terimakasih.

Namanya juga anak-anak. Kadang-kadang mereka itu bertengkar satu sama lain untuk memperebutkan mainan. Cara menasihati anak-anak yang baik adalah dengan lemah lembut. 

Saat menasihati anak-anak, guru bisa membungkukkan badan, merunduk, ataupun jongkok. Sampai posisi dari wajah guru dan murid berhadapan. Tujuannya adalah agar tatapan guru bisa mengena ke penglihatan murid. 

Dengan cara ini diyakini pandangan dari mata akan turun ke hati. Sehingga hati anak akan mudah luluh. Cara menasihatinya juga dengan suara yang pelan. Tujuannya agar anak bisa menerima nasihat itu dengan baik. 

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan penghargaan dari hasil karya muridnya. Pembelajaran secara daring (dalam jaringan) terhubung antara ponsel pintar ibu guru dengan wali murid. Tugas untuk anak-anak dikirim melalui WhatsApp di ponsel pintar. Guru bisa memberikan tugas kepada anak-anak untuk membuat penampilan berupa video atau menggambar dan mewarnai lalu di foto dan dikirim secara japri.

Setelah itu guru akan memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada dua anak dalam setiap kelasnya dengan penampilan terbaik. 

Hal ini bertujuan untuk memotivasi anak-anak untuk selalu mengerjakan tugas dengan kemampuan terbaiknya. Karena anak-anak itu senang sekali dengan pemberian yang berupa hadiah dari gurunya.

Penutup
Anak-anak itu bukanlah orang dewasa. Mereka berbeda dengan kita. Tugas kita adalah mendidik anak-anak dengan membekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun