Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Santri dalam Mengisi Kemerdekaan

23 Oktober 2018   05:13 Diperbarui: 23 Oktober 2018   05:28 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari santri nasional ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober tiga tahun yang lalu. Presiden Joko Widodo menghadiri Apel Akbar Santri Nusantara di Benteng Vanstenburg, Solo, Sabtu. Dalam sambutannya beliau menjelaskan penetapan hari santri sebagai penghargaan negara kepada para santri dan ulama. Peran besar ulama, kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam menjaga negara kesatuan republik indonesia (NKRI), NKRI dalam menjaga bhinneka tunggal ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan. (detik.com/20-10-2018)

Pada hari Senin (22-10-2018), saya mengikuti upacara untuk memperingati hari santri di MI Darul Huda kota Mojokerto. Bapak kepala sekolah Drs. H Riha Mustofa, M.Pdi yang menjadi pembina upacara. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa hari santri merupakan wujud penghargaan pemerintah terhadap organisasi islam nahdlatul ulama/(NU). 

NU berperan aktif untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI. Pada zaman dahulu K.H Hasyim Asyari memerintahkan resolusi jihad kepada para santri. Jihad fisabilillah adalah suatu rasa cinta tanah air bagi santri dengan berani mati dalam peperangan untuk membela negaranya dari serangan musuh. Berkat resolusi tersebut, pihak sekutu dari Kerajaan Inggris yakni Jenderal Mallaby tewas dalam pertempuran melawan arek-arek Suroboyo di Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945.

Santri dan Pesantren

Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama islam di pesantren, biasanya menetap ditempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. 

Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. (wikipedia.org/pesantren)

Menurut penuturan saudari Bibah yang dihubungi melalui whatss app pada hari Minggu (21-10-2018), dia adalah alumnus pondok pesantren putri An-Nuriyah Wonocolo Surabaya.

"Santri itu simpel dengan kebersamaannya. Santri itu dilatih untuk sabar dengan kebersamaannya. Mulai dari dini hari mereka beranjak mengais ilmu diawali dengan antri mengambil air wudhu di kamar mandi. Antri sambil tidur disamping kamar mandi, karena mereka harus duduk di majelis tollabul ilmi di waktu subuh. Santri tidak melulu mencari ilmu akhirat, mereka diajari hablumminannas (hubungan dengan manusia) dengan baik. Tapi memang hal itu tidak menjamin bahwa santri itu sempurna akhlaqnya. 

Karena mereka tetaplah manusia yang banyak khilaf dan tetap membutuhkan bimbingan dari kyai ataupun bu nyai-nya. Santri itu sangat terkenal dengan solidaritasnya, mulai dari tidur dan makan. Mereka saling berbagi. Di malam hari di waktu mau tidur, salah satu diantara mereka ada yang menyiapkan tikar, ada yang mengambil bantal dan selimut untuk tidur bersama-sama seperti pindang. 

Makanpun juga seperti itu. Yah. kalau membicarakan pengalaman jadi santri memang tidak akan habis jika diceritakan, dan akan selalu terkenang dalam sejarah hidupku." Tutur Bibah yang saat mondok juga berkuliah di jurusan Kesehatan masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Pesantren banyak kita jumpai di sekitar area kampus di kota Surabaya. Rata-rata santri yang mondok adalah mahasiswa/mahasiswi yang menempuh studi di kampus. Saat pagi sampai sore hari mereka belajar di kampus dan pada malam harinya mereka belajar ilmu agama di pondok. Jadi pintar-pintarnya mahasiswa yang mondok untuk bisa mengatur waktu agar kedua aktivitasnya tersebut bisa selalu berjalan beriringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun