Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pilkada Terasa Pilpres, “Berebut Kursi DKI 1”

25 September 2016   11:40 Diperbarui: 25 September 2016   17:53 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Jakarta tentu sudah punya penilaiannya tersendiri terhadap ketiga calon  pemimpinnya. Agus tentu masih baru dalam perpolitikan di Indonesia. Beliau masih bersih dari kasus-kasus miring. Media massa lebih sering memberitakan kebaikannya daripada keburukannya, seperti : prestasi-prestasi yang diraihnya di bidang militer. Hal ini tentu juga memberikan penilaian yang positif di masyarakat.

Berpolitik tentu berbeda dengan bermiliter. Ada lobi-lobi politik untuk bisa mencapai kemenangan yang berupa kekuasaan. Kawan dalam berpolitik tentu terkadang meminta imbalan setelah bersedia memberikan dukungannya demi suatu kemenangan dalam pilkada. Sedangkan dalam bermiliter pengabdian untuk membela bangsa adalah yang paling utama. Tanpa mengharapkan atau pun memberikan imbalan-imbalan kepada yang lainnya.

Strategi Pencitraan Cagub dan Cawagub Pilkada DKI Jakarta

Pilkada DKI tidak jauh berbeda dengan pilpres 2014. Pertarungan antara tokoh politik nasional yakni Megawati dan Prabowo. Jokowi waktu itu dapat mandat langsung dari Megawati. Sementara Prabowo turun langsung di pertarungan pilpres. Bedanya pada pilpres 2014, SBY hanya sebagai penonton. Kini pada pilkada DKI, Beliau ikut meramaikan pertarungan. Beliau langsung menurunkan putranya di pertarungan pilgub DKI. Strategi yang lihai para tokoh politik nasional ini pasti akan mampu memenangkan pertarungan perebutan kursi gubernur DKI 1.

Pencitraan itu perlu sebagai cara untuk mengenalkan diri ke publik. Sandiago Uno tentu sudah lebih dikenal masyarakat di media massa. Sudah sejak jauh-jauh hari, Beliau sudah digadang-gadang untuk maju menjadi calon gubernur dari partai Gerindra. Namun diakhir pendaftaran, beliau menjadi calon wakil Gubernur Anis Baswedan. Beliau beralasan kalau Anis tidak cocok menjadi wakil gubernur. Karena beliau sudah pernah menduduki jabatan sekelas Menteri. Dengan kerendahan hati Sandiago Uno, maka beliau berkenan untuk menjadi calon wakil gubernur dari Anis Baswedan. Pasangan ini dapat dukungan penuh dari ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto. 

Agus yang merupakan anak mantan Presiden RI ke-6 tentu sudah dikenal luas di masyarakat. Media massa yang akan mencari berita tentang agus. Promosi-promosi sudah tidak perlu dilakukan lagi. Para wartawan lah yang akan melakukan peliputan kegiatan-kegiatan politik yang akan dilakukan oleh cagub dan cawagub DKI 1. Agus dan pasangannya dapat dukungan penuh dari ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono.

Kebijakan yang dilakukan oleh Ahok pasti akan disorot oleh publik. Mulai dari reklamasi teluk Jakarta. Hingga penggusuran perumahan liar di daerah dekat sungai yang menyebabkan banjir di Jakarta. Dengan memindahkannya di daerah lain. Semua aktivitasnya sudah menjadi konsumsi publik. Dengan Megawati sebagai penentu keputusan terakhir partai moncong putih. Akhirnya Ahok yang menjadi pilihan terakhir menjadi cagub dari partai PDI-P di pilkada DKI Jakarta.

Selamat bertarung di tahun depan dan selalu junjung tinggi sportifitas.

Mojokerto, 25-09-2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun