Mohon tunggu...
Farah Dzakiyah
Farah Dzakiyah Mohon Tunggu... Penulis - jeki si manusia biasa

panggil aja dzaki, pemalu yang punya mimpi besar sebanyak benda angkasa. punya mimpi bisa dapet beasiswa dan bisa keliling dunia bersama keluarga tercinta. bisa mati syahid di jalan Allah, sangat ingin bisa bersahabat dengan semua orang tapi dengan kelakuanku yang terkadang tidak bersahabat, semoga dzaki bisa selalu memperbaiki diri sendiri. suka buat puisi, kata2 gajelas, berharap bisa bermanfaat untuk sesama.. Alhamdulillah masuk jurusan dibangku kuliah yang bikin gabetah, tapi temen2nya bikin betah.. dari smk to Sastra, Uin Yogyakarta.. semangat dan terus berbuat baik dengan siapapun itu..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empang Ali dan Si Lokal Rudi

22 Oktober 2021   22:21 Diperbarui: 22 Oktober 2021   22:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita Mini

Ali dan Rudi

Ali dan Rudi, sahabat dekat itu tengah menjadi rival. Mereka memperebutkan jabatan sebagai kepala kampung. Ali dengan visinya akan membuat kampung 'gelas' menjadi kampung termaju dalam ekonominya dan mensejahterakan masyarakat dengan membuka pariwisata 'empang'. 

Ya empang yang sering disebut sebagai tempat pembuangan kotoran manusia, atau tempat ikan lele diternakkan, ya tempat seperti itulah yang ingin Ali jadikan sebagai tempat rekreasi masyarakat lokal maupun masyarakat dari luar territorial kampung.

Sedangkan Rudi, visinya pun sama dengan Ali, ingin mensejahterakan masyarakat kampung 'Gelas', namun ia bukan akan menjadikan empang sebagai misi utamanya namun Rudi ingin mengedepankan kearifan lokal di kampung 'Gelas'. Satu-satunya kearifan lokal yang ingin ia kembangkan yakni kesenian angklung.

Pemilihan kepala kampung masih satu bulan lagi, Ali dan Rudi masih sibuk dengan kampanye masing-masing. Pendukungnya pun tak kalah antusias. 

Ribuan penduduk kampung 'gelas' hiruk pikuk, baliho-baliho kampung berisi nama Ali dan Rudi saling mendominasi, di bagian utara dan timur Ali mendominasi, bagian Selatan dan barat Rudi yang mendominasi. 

Poster pun terpampang di dinding-dinding jalanan kampung 'gelas' yang sudah melek teknologi. Iklan Billboard pun ikut mendominasi urusan duniawi, yang sering disebut orang sebagai politik.

Suatu malam sembari menunggu pertandingan bola antara AC (Associazione Calcio) Malang vs FC (Footbal Club) Bogor berlangsung pukul 02.00 dini hari, para tetua adat beserta masyarakat biasa duduk bersama untuk sekedar menyeruput kopi sambil berdiskusi, ditemani singkong goreng dan ubi rebus kesukaan masyarakat kampung 'gelas'. Waktu menunjukkan pukul 11, masih ada waktu sekitar tiga jam sebelum pertandingan paling dinanti-nanti itu dilaksanakan.

Para tetua dan masyarakat berkumpul dan berdiskusi, seorang lelaki tua berjenggot dari dusun 'sade' tiba-tiba angkat bicara setelah puas menyeruput kopi pahit dan membubungkan asap rokoknya, ia menarik napas dalam-dalam dan menghela nafas dengan lega

"Hhaaahh.. aku suka pak Ali, beliau ramah banget cak sama rakyat biasa seperti saya, kemarin saya ketemu di warung Mbok Imah, beliau beli nasi goreng dan saya tadinya nggak tau loh, kalo yang duduk disamping saya itu Pak Ali, taunya pas saya ngobrol sama pakde jon tentang Alibaba, eh dia nyeletuk  kalo namanya Ali tanpa baba, beda banget di gambar-gambar sama aslinya, aslinya mohon maaf nih, sejujurnya lebih jelek, tapi perilakunya lumayan bagus cak, sederhana dan suka nraktir heehehehe" ujar pria tua yang sering disapa mursi itu sambil terkekeh sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun