Jika sudah berkubu-kubu seperti itu, sekilas kita akan tau mana yang lebih banyak pendukungnya. Hakim agung berdiri diatas podium dan membuka acara tersebut, para pendukung bersorak gila mengelu-elukan pemimpin masing-masing.Â
Suasana sudah tidak kondusif, entah darimana datangnya, telur-telur ayam terbang kekanan dan kekiri serta membuat masing-masing orang yang berkerumun itu belepotan dan bau telur.Â
Bahkan sandal pun melayang tidak karuan mendarat ke wajah masyarakat kampung 'gelas'. Hingga seorang bocah laki-laki berusia sekitar delapan tahun tiba-tiba muncul dan berdiri diatas podium, ia berteriak "HOOOUUUMMMAAANNN...!!!"
Awalnya para masyarakat kampung melirik kepodium, namun kubu Rudi menyangka ia memanggil Hanoman, sedangkan kubu Ali menyangka ia berteriak 'tuman' yang bisa diartikan sebagai perbuatan tidak baik yang sering dilakukan, hanya beberapa detik mereka melihat ke podium hingga akhirnya berseteru lagi.
Anak kecil diatas podium itupun tak berhenti berteriak, ia menyanyikan lagu kebangsaan kampung 'gelas' sambil terisak-isak, namun tetap tidak terdengar. Ia naikan lagi suaranya, hingga warga kampung gelas pun memperhatikan. Mereka ikut menyanyikan lagu kebangsaannya.
Diatas podium, bocah kecil itu sedikit berkhotbah "beberapa hari yang lalu aku pindah dari tempat perang terburuk didunia di negeri sebelah, aku pindah ke kampung gelas karena ingin ketenangan, namun nyatanya memang tenang diawal, tapi tetap saja kalian terpecah, hanya karena cuitan seorang bocah.
Maafkan aku masyarakat 'gelas', aku yang membuat cuitan dan akun palsu itu, akulah yang membuat kalian seperti ini, karena kemarin kalian konflik, adikku yang berjualan kopi di taman rimbun meninggal dunia, aku pikir aku akan mendapatkan uang yang banyak dari TUAN"