Mohon tunggu...
Nanda Zayf
Nanda Zayf Mohon Tunggu... -

Ilegaleri Seart

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Jalanan Sampai Pendidikan

24 Desember 2016   20:13 Diperbarui: 24 Desember 2016   20:20 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengulang memori 7 tahun silam di lampu merah Dinoyo Malang yang biasa disebut perempatan daging terik panas dan polusi jalanan MT.Haryono cerita dari sebuah emperan toko sebelah warung soto terdengar riuh nyanyian nyanyian dengan alunan gitar senar empat yang  berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana. disitu lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. 

selepas dari kehidupan jalanan, ada beberapa lagu yang sampai sekarang  masih sering dinyanyikan, terlebih  lagi dinyanyikan di dunia pendidikan ,  saya rasa dulu hanya sebatas lagu yang enak di dengar dan gampang  di hafal liriknya tapi masih tak tau siapa pengarang dibalik lagu tersebut, ternyata dari lagu lagu yang dulu dinyanyikan dan itu merupakan karangan dari musisi punk yaitu Marjinal..

salah satunya ialah lagu yang berjudul  Buruh Tani”. terakhir terdengar saat teman-teman mahasiswa menyatukan suara, bersuara untuk rakyat, bersuara untuk kepentingan rakyat dan bersuara untuk merebut hak-hak rakyat yang seharusnya berada di tangan rakyat. sekiranya di situlah gagasan dari salah satu syair yang dulunya saya nyanyikan didepan kaca mobil dengan imbalan rupiah tapi sekarang kembali dinyanyikan agar dapat menyatukan kita para mahasiswa yang rindu akan kesejahteraan di negeri kita ini.  

 Mungkin benar dikatakan bahwa dengan kata-kata yang yang terdapat di dalam lirik lagu “Buruh Tani” tersebut dapat menyatukan para mahasiswa yang rindu akan kesejahteraan di negeri ini, tetapi perlu di ingat! kesejahteraan di negeri ini tidak akan terlaksana manakala kita para mahasiswa hanya mengkritik pemerintah tanpa ada memberikan solusi yang berarti demi terciptanya good govermence di negeri kita ini.  Itulah sekitarnya yang kita alami saat ini, kebanyakan mahasiswa dalam tanda kutip “mengkritik” tampa adanya perilaku atau sifat yang solutif


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun