Skoliosis merupakan salah satu kelainan postur tubuh yang cukup umum ditemui di Indonesia.
Berdasarkan beberapa penelitian, prevalensi skoliosis di Indonesia mencapai 2-3% pada kelompok remaja, dengan mayoritas penderita adalah perempuan dan penduduk perkotaan.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan yang lebih baik di daerah perkotaan.
Namun, angka tersebut hanya mencerminkan sebagian kecil dari masalah yang sebenarnya. Banyak kasus skoliosis di Indonesia baru terdeteksi saat penderita sudah dewasa, sehingga penanganannya sering kali terlambat.
Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya akses ke layanan medis, terutama di daerah pedesaan, menjadi faktor utama.
Skoliosis sering kali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan kesehatan sekolah atau ketika kelengkungan tulang belakang sudah terlihat jelas.
Selain itu, masih banyak penderita skoliosis yang enggan atau tidak mampu memeriksakan diri ke dokter. Banyak yang melakukan self-diagnosis dan mengandalkan informasi dari media sosial untuk menangani kondisi mereka.
Postur Tubuh Ideal
Sebagai seorang pembuat konten edukasi kesehatan, saya menyadari bahwa konten tentang penanganan skoliosis merupakan salah satu yang paling diminati di media sosial.
Mayoritas penggemar konten ini adalah anak muda yang mulai peduli dengan postur tubuh mereka, terutama karena mereka berencana melamar pekerjaan yang mensyaratkan postur tubuh ideal, seperti menjadi prajurit TNI atau polisi.
Calon prajurit TNI, misalnya, harus melalui pemeriksaan fisik yang ketat, termasuk postur tubuh yang tegap, tidak bungkuk, dan tidak memiliki kelainan tulang belakang seperti skoliosis, kifosis, atau lordosis.