Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menimba Ilmu Penulisan Biografi dari Sang Ahli

3 Desember 2020   18:09 Diperbarui: 4 Desember 2020   16:01 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menulis tentang orang bagi saya selalu menarik. Pembahasannya tiada habisnya. Di balik setiap manusia, pasti ada kisah menarik yang kita bisa angkat.  

Inilah kenapa saya tertarik mengikuti workshop "Menulis Sosok sebagai Medium Relaksasi" bersama Kang Pepih Nugraha, pendiri Kompasiana pada sore hari ini (3 Desember 2020) dalam rangkaian Kompasianival 2020 yang dilaksanakan via platform Zoom. 

Saya sendiri berhasil mendapatkan tiket workshop dengan menuliskan pengalaman saya belajar senam artistik bersama mantan pesenam nasional RI Jonathan Sianturi di artikel "Inspirasi Imajeri dari Jonathan Sianturi". Tulisan saya ini berhasil dipilih panitia untuk dibahas dalam workshop dan mendapatkan masukan berharga bagi keterampilan dan pengalaman menulis biografi saya.

Workshop bersama Kang Pepih yang sudah berpengalaman menulis biografi selama bertahun-tahun di harian nasional Kompas ini berfokus pada teknik penulisan biografi untuk blog. Namun, teknik dan kiat-kiat ini bisa juga diaplikasikan untuk menulis buku biografi yang lebih kompleks dan kaya.

Pertama, kita sudah bisa mengumpulkan banyak data mengenai subjek kita. Tapi setelah itu apa? Tidak mungkin kita cuma menuliskan ulang semua data itu. Lalu bagaimana caranya mengajak pembaca tertarik membaca tulisan biografi ini? Bagaimana agar mereka tergugah untuk membaca?

Caranya menurut Kang Pepih ialah dengan menerapkan tema, karakter, plot, setting, konflik, dramatis, resolusi, dan amanat yang pas.

Tanpa menentukan tema, tulisan biografi akan terasa mengambang. Jadi, jangan buru-buru menulis biografi tanpa mengetahui pasti temanya.

Karakter dan plot saling terkait dan menjadi bagian penting dalam biografi. Karakter ialah aktor yang menjadi sorotan. Aktor ini bisa dibagi dalam 4 jenis: protagonis (tokoh utama/ baik), antagonis (tokoh 'jahat'), tritagonis (tokoh penengah), dan figuran (pendukung). Dalam biografi, fokus biasanya terletak pada protagonis. Namun, fokus jangan hanya terus pada protagonis agar biografi lebih variatif.

Plot pada dasarnya bisa dibagi 3: maju, mundur, campuran. Penulis biografi kadang perlu menggunakan alur campuran. Untuk menentukan alur, sadari dulu kekuatan cerita. Apakah lebih tepat dengan menggunakan alur maju, mundur, atau campuran? Untuk itu, bayangkan biografi layaknya adegan-adegan dalam film.

Menurut Christopher Bookers dalam "The 7 Basic Plots: Why We Tell Stories", storytelling/ bercerita ialah bentuk komunikasi yang sangat kuat.

Overcoming the 'Monster' ialah jenis plot biografi yang pertama. Protagonis mengalahkan 'musuh' yang mengancam diri dan lingkungannya. Musuh ini bisa berupa ego sendiri, lingkungan sendiri, tetangga, dan sebagainya. 'Overcoming the monster' ini tepat dan sesuai untuk berbicara tentang keberhasilan meski ada hambatan besar yang harus dihadapi, pelajaran hidup bahwa peristiwa semacam itu bisa terjadi di kehidupan nyata, dan seseorang menjadi lebih kuat dalam mengatasi dan melewatkan kesulitan.

Plot jenis 'rags to riches' menjadi jenis berikutnya yang populer dalam penulisan biografi. Di sini, protagonis mendapatkan tujuannya setelah sebelumnya kalah. 'Rags to riches' ini sesuai untuk mengedepankan pentingnya pengakuan atas kesalahan (kontemplasi kesalahan hidup), manfaat bagaimana mengambil risiko dan menerima kerentanannya, dan menunjukkan bagaimana protagonis meraih sukses saat ini.

Plot ketiga ialah 'voyage and return'. Di sini protagonis berkelana ke tempat baru lalu bertemu tokoh-tokoh baru dan mengatasi ujian, lalu pulang. Persahabatan dan kesadaran baru memungkinkannya menemukan jalan kembali.

Plot jenis ini biasa diterapkan untuk karya-karya sastra anak yang melibatkan tokoh utama yang menemukan tempat ajaib untuk dijelajahi, misalnya Jumanji atau Narnia.

Plot ini juga memberikan kesadaran akan manfaat perlunya membuka diri terhadap pengalaman baru, menunjukkan apa yang dipelajari protagonis dalam perjalanan hidupnya, dan menunjukkan kekuatan persahabatan.

Plot berikutnya ialah 'the quest' (pencarian). Protagonis menentukan tujuan tertentu dan mengatasi ujian dan godaan. Ia didampingi kawan-kawannya dengan keterampilan komplementer yang mendukungnya di sepanjang perjalanan hidupnya. Plot jenis ini sesuai untuk mengedepankan pentingnya keteguhan tekad/ keyakinan, menyadari pertumbuhan emosional, dan menunjukkan kekuatan kerja tim/ kesetiakawanan. Kiat dari Kang Pepih ialah mengambil satu plot dan fokus untuk menggunakan plot tersebut. Plot lainnya ialah komedi, tragedi, dan kelahiran kembali (rebirth).

Setting kadang terlupa dalam biografi padahal latar waktu, tempat penting. Jangan melulu terfokus pada tokoh, aksi protagonis, kondisi tokoh, dan sebagainya. Meski dalam tulisan biografi pendek pun, setting perlu ditunjukkan dalam cerita.

Konflik merupakan unsur yang membuat biografi menjadi menarik. Tanpa konflik, tulisan biografi terasa hambar.

Dramatik menjadi elemen penting berikutnya yang tak kalah penting. Di sini penulis biografi perlu menggambarkan kondisi genting di mana protagonis nyaris celaka atau gagal namun bisa bangkit.

Hal ini bisa digali dari pengamatan dan wawancara jika kita tak bisa menemukan dari si protagonis. "Apa yang bisa membuat Anda bisa bangkit atau berhasil seperti sekarang?"

Jangan lupakan 7P: People (orang), Profession (pekerjaan), Product (hasil), Passion (renjana), Perception (opini/ pendapat), Performance (kinerja), dan Phenomenon (fenomena).

Masukan dari Kang Pepih untuk tulisan-tulisan kami yang terpilih dibuat berdasarkan judul, sosok, lead (paragraf pembuka), dramatis, dan pesan.

Beberapa masukan yang menurut saya patut dicatat dalam penulis biografi:

1. Judul harus singkat dan menarik tetapi hindari untuk terlalu bombastis
2. Foto protagonis perlu ditambahkan agar lebih menarik pembaca
3. Tulisan memberikan kebaruan (novelty)
4. Jika tokoh bukan seseorang yang dikenal masyarakat, nama tidak perlu dijelaskan di judul tapi lebih kedepankan profesinya

Saya sendiri bertanya mengenai bagaimana kiat untuk mengatur 'pacing' atau kecepatan bercerita agar tidak terlalu cepat atau lambat. Menurut beliau, saya tak perlu terlalu risau dan terpaku pada transkrip. Fokus saja pada bagaimana membuat cerita saya lebih 'mengalir'. 

Satu pertanyaan yang menarik perhatian saya dari peserta lain ialah bagaimana membuat subjek biografi kita lebih terbuka. Kang Pepih menyarankan agar kita bisa menyamakan 'tone', pengalaman, agar kita bisa masuk ke pengalaman dan dunianya.

Dengan demikian, tokoh kita ini secara alami membuka diri dan membeberkan detail kehidupannya pada kita sebagai penulis biografi. 

Sebagai peserta, saya mengapresiasi pelaksanaan Kompasional tahun ini bisa berjalan lancar kendati Indonesia masih didera pandemi Covid-19 dan tetap memberikan manfaat yang sama dengan kegiatan offline.

Semoga workshop ini bisa menjadi pelecut semangat bagi saya dan teman-teman lain untuk tetap berkarya sebagai penulis di bidang penulisan biografi yang konon masih sedikit peminatnya namun menjanjikan sebagai mata pencaharian. (*/akhlis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun