Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inspirasi Imajeri dari Jonathan Sianturi

20 November 2020   20:17 Diperbarui: 20 November 2020   20:21 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

SIANG itu saya berdiri tegak di depan sebuah matras yang lebih tebal dari kasur yang biasa saya tiduri saban malam. Saya tidak tahu apa yang saya harus lakukan. Otak saya beku. Otot-otot di tubuh saya juga tidak tahu-menahu.

Sebuah suara memberikan aba-aba dari samping: "Sekarang bayangkan kamu melempar badan ke matras itu..."

"Baiklah, saya akan melemparkan diri saya ke belakang...," kata saya dalam kepala, mencoba menenangkan diri dalam suatu kondisi yang mencekam. Saya tak bisa menampik bahwa saya takut!

Siang di bulan Maret 2018 itu saya yang terbiasa cuma mengagumi keindahan gerakan back handspring harus mencoba melakukannya sendiri dengan tubuh ini.

Saya mencoba membayangkan diri untuk melemparkan badan ini ke matras di belakang. Kedua lengan saya turunkan setengah di atas lutut, kedua lutut juga agak ditekuk dan dalam kondisi seakan hendak jongkok seperti itu, saya harus melecutkan badan bak cemeti ke belakang. Lengan dan kaki saya bekerja keras menerjemahkan instruksi dari otak sebagai hasil masukan dari suara itu.

Sebuah suara di dalam tempurung kepala memberontak: "Bagaimana kalau leher kamu keseleo? Yakin kamu bisa?"

Saya nekat saja. Bruggg! Dan akhirnya bisa!

"Ya, gerakannya sudah lumayan bagus," puji suara itu dari samping saat saya masih terkapar di matras setelah percobaan yang ke-12. Satu kali lagi mungkin saya akan lebih beruntung. Lucky 13!

Saya bangkit dari matras hitam dengan bubuk magnesium yang bertebaran itu. Di sekeliling saya, terhampar matras raksasa dengan pegas-pegas kukuh yang bersemayam di dalamnya. Lalu ada kuda-kuda pelana di sebelah kiri saya. Permukaannya sedikit berkarat. Lalu di sebelah pojok sana, sepasang tiang menyangga alat gelang-gelang. Dan sebuah palang berdiri terasing jauh di pojok lainnya.

Saya bayangkan diri saya menggenggam gelang-gelang itu dan memanjangkan tubuh ke depan sampai badan sejajar dengan lantai dengan wajah merah padam dan urat-urat leher menegang. Itulah pose 'Maltese' yang saya impikan.

Khayalan saya konyol karena badan saya terlalu ringkih untuk itu. Tapi tidak ada kata mustahil. Dan untuk itulah saya di Gedung Senam, Duren Sawit, Jakarta Timur ini. Saya ingin memulai langkah pertama saya setelah tertunda beberapa dekade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun