Mohon tunggu...
Adi W. Gunawan
Adi W. Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Adi adalah Doktor Pendidikan, Dosen Psikologi S1/S2, penulis 22 buku laris bertema Mind Technology dan Pendidikan, trainer hipnoterapi klinis, trainer dan konsultan pengembangan diri, Presiden dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, dan Ketua Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasus Kebohongan Ratna Sarumpaet Ditinjau Dari Perspektif Teori Ego Personality

6 Oktober 2018   12:11 Diperbarui: 6 Oktober 2018   12:40 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jagad media sosial beberapa hari lalu gaduh dengan tersebarnya foto Ratna Sarumpaet (RS) berwajah lebam. Narasi yang berkembang dan viral di media sosial, RS mengalami penganiayaan.

Apa yang sesungguhnya terjadi pada diri RS hingga ia melakukan kebohongan ini, hanya ia dan Tuhan yang tahu. Publik, termasuk saya, hanya bisa menerka atau berasumsi berdasar informasi yang sangat terbatas. Dan ini tentunya bisa menimbulkan pandangan salah dan penghakiman, seperti yang sering orang lakukan. Ada satu kutipan sangat bagus dari Carl Jung saat ia berkata, "Thinking is difficult. That's why most people judge."

Artikel ini ditulis dengan tujuan memberi penjelasan apa yang mungkin terjadi di dalam diri RS hingga mengakibatkan ia melakukan pembohongan. Saya katakan "yang mungkin terjadi" karena ini adalah analisis yang dilakukan berdasar teori EP, bukan berdasar wawancara mendalam langsung dengan RS atau melakukan hipnoanalisis. Data yang sangat akurat tentunya hanya bisa diperoleh bila saya melakukan penggalian data di pikiran bawah sadar (PBS) RS dalam proses hipnoanalisis.

Saya mendengarkan keterangan yang disampaikan RS dalam jumpa pers, menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Dan secara khusus, agar jelas dan detil, saya mengetik keterangan RS sehingga bisa dibaca dan dipelajari dengan cermat.

RS menjalani tindakan sedot lemak di kedua pipinya di salah satu rumah sakit. Setelahnya, wajahnya lebam. Dan saat di rumah, ia ditanya oleh anaknya apa yang terjadi, dan ia menjawab dipukulin orang.

Berikut ini adalah transkrip penjelasan RS :
------------------
"Ada kebodohan yang saya nggak pernah bayangkan saya bisa lakukan dalam hidup saya. Saya pulang membutuhkan alasan pada anak saya di rumah. Mengapa muka saya lebam. Dan saya ditanya kenapa dan saya menjawab dipukulin orang. Jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depan terus dikorek. Namanya juga anak.

Saya nggak tahu kenapa... dan saya nggak pernah membayangkan bahwa saya akan terjebak dalam kebodohan seperti ini. Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita, seperti yang diceritakan. Ada kebenarannya dengan apa yang saya katakan kepada anak-anak saya.

Jadi selama seminggu lebih, sebenarnya cerita itu hanya berputar-putar di dalam keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak-anak saya. Tidak ada hubungannya dengan politik. Tidak adak hubungannya untuk keluar.

Tapi setelah sakit di kepala saya mereda dan saya mulai berhubungan dengan pihak luar, saya nggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, pada diri saya. Tetapi, saya kembali melakukan kesalahan itu. Saya kembali dengan cerita itu bahwa saya dipukulin.

Mohon jangan dikira saya mau mencari pembenaran, nggak. Ini salah.. apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang salah. Dan sampai ketemu Fadli Zon datang ke sini, dan cerita itu yang sampai ke dia. Iqbal saya panggil ke sini, cerita itu juga yang berkembang di dalam percakapan.

Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial. Saya nggak sanggup baca itu. Saya... ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke pak Joksan, lalu membawa saya ke Pak Prabowo. Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, ngorek apa yang terjadi pada saya, saya masih juga melakukan kebohongan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun