Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Phasmophobia Jangan Kuatir, Ada Film Horor Untuk Solusinya

9 Agustus 2022   21:58 Diperbarui: 21 Agustus 2022   10:50 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar: alodokter
ilustrasi gambar: alodokter
Solusi dan Ketakutan Sehat

Meskipun dianggap menakutkan, film horor menurut Parents, Shelli Dry, OTD, direktur operasi klinis di Enable My Child, penyedia terapi pediatrik,  dengan karakter menakutkannya dapat membentuk semacam ketakutan yang sehat.

Film dapat memberi efek mengembangkan ketangguhan pada anak. Belajar untuk bisa pulih dan mengatasi rasa takutnya setelah menonton film. 

Ingat dengan kisah film animasi monster, ketika energi ketakutan justru menjadi energi pembangkit bagi kalangan monster, kurang lebih begitulah energi ketakutan dapat diberdayakan. 

Pengembangan ketahanan, yang diperoleh dari interaksinya setelah menonton film horor, dapat membuat anak mampu mengidentifikasi hal-hal positif, dan mengidentifikasi strategi mengatasi masalah. Beberapa film horor yang mengerikan seringkali juga menampilkan keberanian, persahabatan, dan cinta protagonis.

Apa jadinya jika anak kita justru penyuka film horor?, apa yang harus kita lakukan?.    Menurut Elizabeth Santosa,  seorang psikolog dan penulis buku Raising Children Digital Era, bahwa tips orang tua untuk menghadapi anak yang suka menonton film yaitu kenali jenis tontonan.

Mengapa hal itu dibutuhkan?, dengan mengetahui jenis film yang ditonton, karakter pemeran dan alur cerita pada film, kita dapat memberi arahan, mendiskusikannya dengannya tentang nilai moral dari film tersebut. Intinya kita harus tetap menjadi pendamping yang setia dan siaga. Gunakan  budaya  sensor mandiri untuk mengukurnya.

Sebuah studi terbaru menunjukkan, penggemar film horor bernasib lebih baik secara psikologis dibandingkan yang orang-orang yang tidak menyukai film horor.  Ini hasil kajian penelitian dari University of Chicago, Coltan Scrivner, Ph.D. 

Salah satu alasannya,  orang yang menyukai film horor mendapatkan sedikit tekanan psikologis karena kemungkinan mereka dapat berlatih melawannya dengan emosi negatif di tempat yang aman. 

Alasan yang cukup logis, tapi apakah kita siap mengajak anak menonton film horor. Atau jangan-jangan justru  kita  takut film horor karena kita korban salah kaprah ketika menonton  film horor saat kanak-kanak?.

referensi: 1, 2,3,4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun